Jumat, 22 Maret 2013

Pendidikan yang Berkualitas


Salah satu Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidkan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, penggandaan buku dan alat pelajaran, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan manajemen sekolah. Dengan demikian, berbagai indicator kualitas pendidikan belum menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan yang cukup menggembirakan. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Setiap saat pendidikan selalu menjadi focus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidak puasan karena pendidikan menyangkut kepentingan setiap orang.

Sekolah sebagai Institusi (lembaga) pendidikan yang merupakan wadah tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistim yang komplek dan dinamis. Dalam kegiatan sekolah bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi sekolah berada dalam satu tatanan sistim yang rumit dan saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Kegiatan ini sekolah adalah mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan bekualitas tinggi dengan tuntutan kebutuhan masayakarat. Sehingga lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan bangsa. Maka sekolah sebagai institusi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat sosial masyarakat bangsa perlu dikelola, diatur, diatat, dan diberdayakan agar dapat menghasilkan produk atau hasil secara optimal.

Dengan kata lain, sekolah sebagai lembaga tempat penyelenggara pendidikan merupakan sistim yang memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan dan memerlukan pemberdayaan. Secara internal, sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara vertical maupun horizontal. Didalam konteks pendidikan sekolah memiliki stakeholder (pihak yang berkepntingan), antara lain murid, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha. Oleh karena itulah sekolah memerlukan pengelolaan (manajemen) yang akurat dan SDM yang berkualitas, agar dapat memberikan hasil yang optimal, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan, untuk menjadikan siswa-siswinya yang berkualitas dan bisa melanjutkan sekolah kenjenjang yang lebih tinggi dan mendapat predikat baik.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan Agama Islam yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak dan langkah, dalam perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah prilaku dan meningkatkan kualitas hidup. Seperti dijelaskan dalam al-quran surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-oran yang beriman diantara kamu, dan beberapa orang, yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”[1](QS. Al-Mujadalah:11)
Berdasarkan penelitian pendahuluan masih banyak dijumpai ada beberapa siswa/i masih ada yang keluar masuk kesana kemari, masih juga dijumpai banyak yang izin karena sakit, dan masih banyak dijumpai ada beberapa anak yang tidak masuk kelas dikarenakan capek karena kurang bisanya mengatur aktifitas yang ada di Pondok Pesantren. Dan masih banyak dijumpai ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya masih rendah disebabkan :
  1. Perbedaan IQ/Kemampuan siswa menerima pelajaran di kelas tersebut.
  2. Kurangnya memperhatikan pelajaran yang sedang diajarkan dalam waktu kegiatan belajar mengajar.
  3. Karena kurang bisanya membagi waktu kegiatan terhadap kegiatan yang ada di dalam pondok pesantren yang menimbulkan anak malas untuk belajar.
  4. Kurangnya Motivasi dari pembimbing dan lingkungan sekitar dalam hal pendidikan dan pelajaran, yang menyebabkan anak tidak semangat dalam belajar.
Kriteria pendidikan yang unggul/berkualitas sebenarnya bersifat kompleks sebab menyangkut banyak variable yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.
Kriteria pendidikan yang berkualitas tidak bisa lepas dari pengaruh faktor-faktor atau komponen-komponen antara lain adalah siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan dana supervise dan monitoring, serta hubungan sekolah dan masyarakat.
Secara lebih rinci faktor-faktor itu dijelaskan oleh Djauzak Ahmad sebagai berikut :
1)      Siswa meliputi :
  1. Kemampuan
Kemampuan disini artinya secara jasmani dan rohani mampu untuk mengikuti sistem pembelajaran. Siswa yang jasmaninya kurang sehat atau bahkan tidak normal maka hal itu akan menghambat jalannya proses pembelajaran kecuali jika dimasukkan ke sekolah-sekolah tertentu yang memang sesuai dengan keadaannya.
  1. Lingkungan
Baik dan tidaknya lingkungan siswa sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan sosial ekonomi dna budaya seperti keluarga dan lebih luas lagi masyarakat, termasuk juga lingkungan alam atau keadaan geografis dimana dia tinggal.
2)      Guru meliputi :
  1. Kemampuan
Seperti halnya siswa, maka guru pun sama, ia harus memiliki kemampuan baik secara jasmani maupun rohani agar pengajaran dapat dilaksanakan dengan lancer, dan memiliki implikasi yang positif terhadap hasil pembelajaran.
  1. Latar belakang pendidikan
Setiap jenjang pendidikan yang dilalui oleh seorang adalah sebuah pembekalan baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diimplementasikan kedalam sebuah pekerjaan. Demikian pula ketika seseorang akan menjadi seorang guru, selayaknya ia memang berkompeten dibidangnya dan telah mendapatkan semua Ijazah yang baik dan sesuai dengan bidangnya.
  1. Pengalaman kerja
Menurut Ngalim Purwanto, “Pada umumnya setiap guru baru, apalagi yang baru menyelesaikan pendidikan di sekolah guru dan langsung bekerja, akan merasa banyak kekurangan, terutama dalam pengalaman, dibandingkan dengan guru-guru senior yang lebih banyak pengalaman. Akan tetapi, kita tidak boleh beranggapan bahwa setiap guru yang sudah lama mengajar, mungkin juga sebaliknya, guru baru itu memiliki pengetahuan yang lebih luas dan up to date dan sangat berguna bagi perkembangan dan kemajuan di sekolah”.[2]
  1. Beban belajar
Beban belajar disini maksudnya adalah bahwa setiap orang yang mengajar bukan berarti ia berhenti belajar tetapi justru ia harus belajar dan lebih banyak lagi mencari informasi pendidikan demi kemajuan dirinya dan yang dididiknya.
  1. Kondisi sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonoi seorang guru idealnya memang harus baik karena hal itu akan lebih meningkatkan konsentrasinya dalam mengajar, jika tidak maka akan berimplikasi negatif terhadap siswa. Walaupun ada saja guru yang tidak mementingkan ekonomi, tetapi itu hanya sebagian kecil.
  1. Motivasi kerja
Menurut Muhaimin; “Seorang guru agama itu perlu memiliki semangat jihad dalam menjalankan profesinya sebagai guru agama, dan memiliki kepribadian yang matang dan berkembang Profesionalim is predominantly an attitude, not a set of competencies, yakni seperangkat kompetensi professional yang dimiliki oleh guru agama adalah penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah sikap atau etos profesionalisme dari guru agama itu sendiri.”[3]
  1. Komitmen
Sikap malas, lemahnya kesadaran terhadap waktu dan kebiasaan atau jiwa hidup santai pada hidup seseorang akan berimplikasi pada sikap sembrono (acuh tak acuh) dalam bekerja, kurang peduli terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu, suka memandang enteng bentuk-bentuk kerja yang dilaksanakannya, kurang sungguh-sungguh dan teliti, tidak efisien dan efektif, kurang memiliki dinamika dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan. Jika sikap semacam itu sudah melekat pada diri seorang guru, maka pendidikan akan semakin kurang memberikan makna bagi pembangunan wawasan, sikap dan mental yang religius bagi para siswa.
  1. Disiplin dan kreatifitas
Seorang guru yang disiplin maka ia komitmen dengan tugasnya, sehingga ia selalu siap mengembangkan profesi yang berkesinambungan, agar ilmu dan keahliannya tidak cepat tua. Seorang guru yang kreatif maka ia cenderung memiliki nilai nilai sendiri dalam hati setiap siswa.
3)      Kurikulum
Pendidikan agama Islam menurut muhamimin menghadapi trend yang menyangkut beberapa kekuatan global yang hendak membentuk dunia masa depan, yaitu :
  1. Kemajuan IPTEK dalam bidang informasi serta inovasi-inovasi didalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia
  2. Masyarakat yang serba kompetitif; dan
  3. Meningkatkan kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia dalam kehidupan bersama, dan semakin meningkatkannya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.Atas dasar itu, maka wajar bilamana kurikulum Pendidikan Agama Islam pada semua jenjang pendidikan perlu ditinjau kembali dan ditelaah ulang guna mengantisipasi berbagai trend dan tantangan tersebut.[4]
4)      Sarana dan Prasarana
Untuk mendapatkan kelancaran dalam proses belajar mengajar yang telah direncanakan, maka sarana dan prasarana harus lengkap. Sarana dan prasarana tersebut meliputi :
  1. Alat Peraga
Dengan adanya alat peraga maka setiap pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa karena materi dilengkapi dengan alat peraga yang ditampilkan secara visual.
2.  Alat Praktek
Di dalam pembelajaran dikenal istilah pendekatan proses, ini artinya siswa akan lebih mengerti, jika sebuah teori tidak hanya dijelaskan secara lisan saja, tetapi dibarengi dengan praktek. Dengan demikian maka tersedianya alat praktek adalah suatu kelaziman.
3.  Laboratorium
Mata pelajaran seperti fisika, dan kimia, akan lebih mudah diserap jika langsung dipraktekkan disebuah laboratorium
4/  Perpustakaan
Perpustakaan di samping sebagai pusat sumber informasi pendidikan, juga berfungsi sebagai alat motivator bagi minat dan semangat membaca siswa.
5.  Ruang ketrampilan
Dalam menggali kreatifitas siswa alangkah baiknya jika tersedia ruang khusus untuk praktek ketrampilan siswa sebagai sarana penunjang keberhasilan siswa.
6.  Ruang UKS
Ruang ini menjadi sarana penunjang bagi kelancaran pengelolaan kesehatan dalam lembaga pendidikan.
7.  Ruang Kantor
Ruang kantor ini menjadi sarana penunjang bagi kelancaran segala administrasi mulai dari administrasi guru sampai pada administrasi kepegawaian Ruang itu terdiri dari : kantor kepala sekolah, kantor dewan guru, kantor OSIS, kantor pramuka, dan kantor BP.
8.  Gedung dan perabot
Sebaiknya gedung tempat dimana terselenggaranya sebuah pendidikan walaupun tidak terlalu mewah, tetapi mampu menampung seluruh siswa sesuai dengan kapasitas dan kelayakannya sehingga sebuah pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.
5)      Pengelolaan sekolah
  1. Pengelolaan kelas
Situasi dan kondisi kelas juga ikut menentukan keberhasilan sebuah proses pengajaran, oleh karena itu kelas haruslah kondusif dan nyaman, maka diperlukan pengelolaan yang baik. Kelas yang tidak teratur dan tidak terurus membuat penghuninya tidak akan betah dan kurang nyaman dalam belajar.
2.    Pengelolaan guru
Pengelolaan guru sangat penting sekali karena hal ini berkaitan dengan pengaturan jadual pengajaran secara tepat dalam setiap periode. Sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar.
3.    Pengelolaan siswa
Pengelolaan siswa tidak dapat dianggap mudah, terutama bagi lembaga pendidikan yang memiliki siswa cukup banyak.
4.    Pengelolaan sarana dan prasarana
Pengelolaan sarana dan prasarana bertujuan agar segala sarana dan prasarana yang sudah ada tetap terawatt dengan baik kondisinya, juga untuk meningkatkan sarana yang menjadi lebih baik lebih lengkap lagi.
5.     Peningkatan tata tertib
Dalam sebuah lembaga pendidikan sebaiknya memiliki tata terti yang telah disepakati oleh semua pihak sebagai satu acuan kedisiplinan dalam belajar, bekerja, sehingga dapat berimplikasi baik terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
6)      Proses belajar mengajar meliputi :
  1. Penguasaan materi
Akan sangat baik sekali jika seorang guru sebelum ia melaksanakan sebuah proses belajar mengajar ia sudah menguasai terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas, dan juga menguasai kurikulum secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa harus melihat buku terus-menerus.
  1. Menggunakan metode pengajaran
Ketetapan dalam menggunakan setiap metode pengajaran sangatlah penting sekali karena berkaitan dengan pencapaian tujuan pada akhir proses pembelajaran
  1. Penampilan guru
Dalam proses belajar mengajar guru menjadi pusat perhatian siswa, maka sebaiknya guru berpenampilan baik tetapi juga sederhana atau tidak berlebihan, karena jika berlebihan justru akan membuat konsentrasi siwa menjadi terbagi, atau justru kehilangan konsentrasi
  1. Pendayagunaan alat/fasilitas
Setiap alat atau fasilitas yang tersedia sebaiknya dapat dimanfaatkan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan.Agar tidak enjadi kemubadziran yang berdampak negative dan menghambat kelancaran proses pembelajaran.
  1. Penyelenggaraan proses belajar mengajar
  2. Kurikululer, harus direncanakan dengan matang dalam persiapan harian (PH) harus direncanakan dengan Rencana Pengajaran/satuan pengajaran, sehignga dapat menggunakan waktu seefektif mungkin.
  3. Ekstra kurikuler, yang diselenggarakan sebagai penunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar dan pelaksanaannya dibimbing oleh guru supaya teratur dan terarah.
  4. Evaluasi, sebagai alat untuk mengukur sampai dimana kemampuan siswa dalam memahami seluruh materi yang telah disampaikan.
7)      Pengelolaan dana
  1. Perencanaan anggaran
Tidak dapat dipungkiri, bahwa dana merupakan bagian yang menentukan maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan, pengelola sekolah harus mampu mengelola dana dengan baik, diantaranya dalam merencanakan anggaran mulai dari anggaran pemasukan sampai pada pengeluaran.
  1. Penggunaan dana
Sebaiknya dana yang telah dianggarkan untuk setiap periode, digunakan secara professional dan pada tempatnya. Disamping itu harus ada transfrasi dana
  1. Laporan
Agar ada transfarasi keuangan maka setiap pemasukan dan pengeluaran harus dilaporkan dan diinformasikan dalam laporan pertanggungjawaban
  1. Pengawasan
Agar proses pengaturan atau manajemen tetap berjalan dengan baik maka harus diadakan pengawasan dalam pelaksanaannya.
8)      Supervisi dan Monitoring
  1. Kepala Sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah, di samping sebagai administrator yang pandai mengatur dan bertanggung jawab tentang kelancaran jalannya sekolah sehari-hari, juga adalah seorang supervisor. Kepala sekolah bukanlah kepala kantor yang selalu duduk dibelakang meja memandangi surat-surat dan mengurus soal-soal administrasi belaka. Jika kepa seklah dapat melaksanakan tugasnya sebagai supervisor agaknya setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang.
  1. Pembina lainnya
Sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Maju mundurnya sebuah lembaga adalah juga ditentukan semua pihak yang terlibat dalam sebuah lembaga pendidikan. Kekompakan setiap individu akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidik.
9)      Hubungan sekolah dengan masyarakat
  1. Hubungan sekolah dengan orang tua
Antara sekolah dengan Orang tua perlu terjalin sebuah kerja sama agar proses pendidikan anak tidak berjalan di sekolah saja, atau sebaliknya. Kerja sama ini bisa berupa kerja sama dalam pengembangan dan pembinaan kurikulum, kerja sama dalam pembiayaan pendidikan seperti penyediaan tenaga kependidikan, maupun sarana dan prasarana
2   . Hubungan sekolah dengan Instansi Pemerintah
Hubungan sekolah dengan Instansi pemerintah sangat penting untuk dijalin, seperti kerja sama educatif. Hal tersebut menjadi penunjang keberhasilan siswa dalam belajar.
3.    Hubungan sekolah dengan dunia usaha
Salah satu tujuan dari sebuah pendidikan adalah memenuhi tuntunan dunia usaha. Untuk mengetahui perkembangan maka harus ada kerja sama antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha.
4.    Hubungan sekolah dengan pendidikan lainnya
Salah satu tujuan menjalin hubungan dengan lembaga pendidikan lain adalah sebagai bahan perbandingan dalam mengevaluasi kualitas pendidikan, dengan demikian kita bisa mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan proses pendidikan di lembaga kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar