tag:blogger.com,1999:blog-73787591268714857602024-03-05T09:00:57.763-08:00PENDIDIKANAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.comBlogger52125tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-27990362390531932652013-03-23T00:10:00.005-07:002013-03-23T00:10:48.441-07:00Filsafat Pendidikn<br />
<div class="NoSpacing" style="line-height: 18px; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div align="center">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">I. FILOSOFIS PENDIDIKAN<br /> </span></b></div>
<div align="left">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><b>1. PENGERTIAN FILSAFAT</b><br /> <br />Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. <o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ciri-ciri berfikir filosfi :</span></div>
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px; text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px; text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Berfikir secara sistematis.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px; text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menyusun suatu skema konsepsi, dan</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px; text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menyeluruh.</span></div>
</li>
</ol>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :</span></div>
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.</span></div>
</li>
</ol>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:</span></div>
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.</span></div>
</li>
</ol>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :</span></div>
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sebagai dasar dalam bertindak.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk mengurangi salah paham dan konflik.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.</span></div>
</li>
</ol>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><b>2. FILSAFAT PENDIDIKAN</b><br /> <br />Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beberapa aliran filsafat pendidikan;</span></div>
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.</span></div>
</li>
</ol>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><b>3. ESENSIALISME DAN PERENIALISME</b><br /> <br />Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada <i>apa</i> dan <i>bagaimana keadaannya, </i>apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:</span></div>
<ol>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)</span></div>
</li>
<li><div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: -10px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)</span></div>
</li>
</ol>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><b>4. PENDIDIKAN NASIONAL<br /> </b>Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.</span></div>
<center>
<div align="center" class="MsoNormal">
</div>
</center>
</div>
<br />
<center>
<div align="center" class="MsoNormal">
</div>
</center>
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-48888520556133471842013-03-22T23:54:00.000-07:002013-03-22T23:54:08.512-07:00Landasan Sosial Budaya Pendidikan<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Setiap bagian roda kehidupan manusia tidak pernah lepas dari unsur sosial dan budaya. Sepanjang kegiatan kehidupan manusia, aktivitasnya tidak terlepas dari kelompok manusia lainnya. Karena hal itu dikatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial karena memerlukan kehadiran dan bantuan serta peran serta orang lain. Sosial budaya ini tercermin pada kegiatan sekelompok manusia secara bersama-sama.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Hal-hal yang dikerjakan manusia, cara mengerjakannya, bentuk pekerjaan yang diinginkan merupakan unsur sebuah budaya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Maka, aspek sosial ditinjau dari hubungan antarindividu, antar masyarakat serta aspek budaya ditinjau dari proses pendidikan manusia tersebut melalui materi yang dipelajari, cara belajarnya, bagaimana kegiatan belajarnya, bentuk-bentuk belajar serta pengerjaannya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan pada hakikatnya adalah kegiatan sadar dan disengaja secara penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan yang dilakukan secara bertahap berkesinambungan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah tangga, sekolah, masyarakat).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Masalah yang dibahas dalam bahan ini :</span></div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; list-style: none; margin: 0px 0px 15px 30px; padding: 0px;">
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sosiologi dan pendidikan.</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kebudayaan dan pendidikan.</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Masyarakat Indonesia dan pendidikan.</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dampak konsep pendidikan di Indonesia.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span id="more-115"></span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">PEMBAHASANNYA …..</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu lahir. Langeveld mengatakan “setiap bayi yang lahir dikaruani potensi sosialitas atau kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur saling memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja, 2005:18).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Aktivitas sosial tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok. Di dalam interaksi ini ada keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi, 2003:13).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Langeveld dalam Abu Ahmadi menyatakan, tiap-tiap pergaulan orang dewasa (orang tua) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. (2003:15).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, selain mempelajari cara manusia berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya serta susunan dan keterkaitan unit-unit masyarakat atau unit sosial dalam suatu wilayah (Made Pidarta, 2000:145). Dapat pula dikatakan ilmu ini merupakan analisa ilmiah terhadap proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut SEKOLAH. Sekolah sengaja dibentuk oleh masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif (Umar Tirtarahardja, 2005:95).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menurut Made Pidarta, pembentukan karakter berdasarkan interaksi sosial melalui empat bentuk :</span></div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; list-style: none; margin: 0px 0px 15px 30px; padding: 0px;">
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Imitasi (peniruan)</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sugesti (meniru melalui himbauan atau paksaan) -</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Identifikasi (meniru berdasarkan hal-hal kecocokan dalam diri subyek)</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Simpati (meniru berdasarkan kesenangan)</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">menurut Karyono, pembentukan karakter manusia melalui interaksi sosial ditambahkan menjadi :</span></div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; list-style: none; margin: 0px 0px 15px 30px; padding: 0px;">
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Empati</span></li>
<li style="list-style-position: outside; list-style-type: decimal; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Introspeksi</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Interaksi antar individu, antar kelompok, terjadi karena ada aksi dan reaksi (dalam fisika dinyatakan sebagai Hukum 3 Newton), yaitu hubungan antara gaya dua benda yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Interaksi ini terjadi dalam dunia persekolahan sebagai bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter peserta didik.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya, seperti : budaya berpakaian, budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis, budaya mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya yang lain yang terjadi dari interaksi sosial tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Nah, yang menjadi permasalahannya. Sebagai landasan pendidikan, peran dan pandangan sosial budaya dari kacamata Islam dan Kristen ~ sebagaimana aturan atau norma agama termasuk aturan yang mengikat keteraturan harmonisasi hubungan antar individu dan antar kelompok yang perlu dibahas serta dipertajam keberadaannya agar berbagai macam budaya dan latar belakang sosial yang dibawa oleh peserta didik tidak berbenturan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Secara normatif benturan-benturan sosiokultural dapat di-enkulturasi dan di-asimilasi dalam Budaya Pancasila sebagaimana butir-butir sila yang ada dan sudah dijalan sejak dulu kala, namun perkembangan kemajuan, perkembangan zaman, perkembangan pergaulan masyarakat lokal, nasional, regional, global menuntut adanya peningkatan hubungan tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Aspek-aspek benturan antara nilai-nilai barat dan timur tidak dapat dihindari lagi, namun dapat disaring dan disesuaikan agar beresonansi dengan aspek sosial budaya yang sudah berakar dan berkembang di masyarakat Indonesia terutama dalam kaitannya dengan dunia pendidikan ini.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sistem pendidikan Barat sangat menginginkan adanya pluralisme, keberanekaan aspek kehidupan boleh-boleh saja tetapi tetap satu saja tujuannya ~ bahkan ada yang menyatakan Agama itu berbeda-beda tetapi tetap saja sama hakikatnya. (Nah, inilah bahaya pluralisme tersebut). Adat istiadat dan budaya yang terserap dalam pluralisme itu yang perlu diantisipasi, untuk diselaraskan sebagian dengan nilai-nilai adat, aturan, norma yang sudah lama berlaku di masyarakat.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sementara menurut falsafah negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu jua ~ menggambarkan adanya masyarakat pluralistis (memiliki sifat-sifat kemajemukan). Sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, pemeluk agama Hindu dan Buddha serta Islam dapat bergandengan tangan, bersatu, bergabung membentuk cikal-bakal Negara Indonesia. Hingga zaman modern, Negara Republik Indonesia menyatakan di dalam UUD 1945 melindungi keberagaman agama dan aliran kepercayaan di Indonesia dengan berbagai macam perbedaan ritual, adat, budaya, dan lain-lain. Juga memberikan jaminan keamanan kepada berbagai suku daerah di Indonesia untuk berkembang dan mengembangkan budayanya dengan tetap menjaga stabilitas dan harmonisasi tanpa benturan yang mengarah pada konflik fisik dan cenderung kriminalis.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dari sekian banyak norma yang berlaku di masyarakat, hanya norma Agama yang memiliki ikatan dan belengu yang kuat untuk tetap mempererat kebersatuan masyarakat Indonesia dalam ke-Bhinneka-an tersebut, salah satunya sebagai landasan sosial budaya pendidikan dipandang secara Islam dan Kristen.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-71404647766205723872013-03-22T23:44:00.002-07:002013-03-22T23:44:25.705-07:00Teori Pembelajaran Kognitif dalam Proses Pengajaran & Pembelajaran<br />
<div style="background-color: white; color: #363636; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Secara umumnya, teori pembelajaran kognitif merupakan satu teori yang sangat penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran murid-murid. Teori pembelajaran kognitif menekankan proses kognitif bagi menghasilkan perubahan tingkah laku dalam pembelajaran. Selain itu, ia juga satu cara pembelajaran yang menggunakan pengalaman sedia ada untuk memikirkan cara penyelesaian masalah yang dihadapi.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #363636; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Teori pembelajaran kognitif ini sangat menitikberatkan bahawa pengetahuan dan pengalaman yang sedia ada pada murid-murid untuk proses pembelajaran. Dengan adanya teori pembelajaran kognitif ini ia secara langsung memberikan implikasiimplikasi kepada proses pengajaran dan pembelajaran kanak-kanak atau pun muridmurid. Implikasi teori pembelajaran kognitif yang pertama kepada proses pembelajaran murid-murid iaiah merangsang ingatan kanak-kanak semula.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #363636; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam pembelajaran kognitif ia lebih kepada menggunakan pengalaman yang sedia bagi membantu dalam proses pembelajaran. Oleh yang demikian, pembelajaran kognitif dapat merangsang ingatan kanak-kanak semula. Contohnya, ketika kanak-kanak tersebut berada di alam persekolahan mereka akan melalui pembelajaran yang memerlukan pengalaman atau pun pengetahuan yang sedia ada. Seperti kemahiran 3M iaitu membaca, menulis dan mengira. Dengan pengetahuan ada ketika di prasekolah dahulu, tentu situasi ini tidak akan menyukarkan bagi kanak-kanak tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #363636; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Selain itu, implikasi teori pembelajaran kognitif yang seterusnya dalam proses pengajaran dan pembelajaran murid-murid iaiah membantu murid-murid mengingat semula. Oleh kerana pembelajaran kognitif ini menekankan kepada perubahan-perubahan yang berlaku dalam cara manusia berfikir dari peringkat bayi sehingga ia dewasa. Jean Piaget memandang kanak-kanak sebagai pelajar yang aktif yang berkelakuan seperti saintis muda dan akan memperkembangkan teori mereka masing-masing. Dalam bilik darjah</span></div>
<div style="background-color: white; color: #363636; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">,murid-murid akan belajar sesuatu mengikut tahap atau pun tingkat umur mereka. Selain itu, ia juga bergantung kepada bagaimana kanak-kanak tersebut memperolehi pengetahuan mereka. Contohnya, kanak-kanak tadika memperolehi pengetahuan melalui persepsi mereka sendiri berkaitan dengan dunia. Dengan itu, apabila kanak-kanak tersebut melalui zaman persekolahan ia akan membantu murid-murid semula tentang apa yang mereka telah pelajari selama ini terutama sekali pengetahuan yang mereka miliki ketika di prasekolah.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #363636; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di samping itu, implikasi pembelajaran kognitif yang lain iaiah isi-isi pelajaran hendaklah disusun mengikut peringkat perkembangan kanak-kanak. Mengikut pendapat Jean Piaget dalam teori pembelajaran kognitif, beliau telah mengelaskan kepada empat tahap perkembangan kognitif Piaget iaitu sensori motor( sejak lahir hingga 2 tahun), praoperasi( 2 hingga 7 tahun), operasi konkrit( 7 hingga 11 tahun) dan operasi formal( 11 tahun hingga remaja). Oleh yang demikian, isi pelajaran yang di sampaikan dalam proses pengajaran dan pembelajaran mestilah mengikut peringkat perkembangan kanak-kanak. Hal ini demikian kerana, pengetahuan dan kebolehan kanak-kanak berbeza mengikut umur atau pun tahap masing-masing. Di sini, guru haruslah menyampaikan dan menyusun isi-isi pelajaran mengikut peringkat perkembangan kanak-kanak. Contohnya, di prasekolah ia lebih kepada bermain sambil belajar serta cenderung kepada pengetahuan asas tentang kemahiran 3M dengan itu guru hendaklah mengajar murid- murid tersebut mengikut peringkat perkembangan mereka dan bukannya mengajar mereka dengan menggunakan sukatan pelajaran sekolah rendah.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-27438608642402292702013-03-22T23:41:00.000-07:002013-03-22T23:41:00.178-07:00Kaedah Pembelajaran Koperatif<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran koperatif merujuk kepada kaedah pengajaran yang memerlukan murid dari pelbagai kebolehan bekerjasama dalam kumpulan kecil untuk mencapai satu matlamat yang sama (Slavin, 1982). Sasaran adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan sahaja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk rakan-rakan yang lain. Lima unsur asas dalam pembelajaran koperatif adalah:</span></div>
<ol type="a">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">saling bergantung antara satu sama lain secara positif,</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">saling berinteraksi secara bersemuka,</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">akauntabiliti individu atas pembelajaran diri sendiri,</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">kemahiran koperatif, dan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">pemprosesan kumpulan</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ganjaran diberi kepada individu dan kumpulan dalam pelaksanaan kaedah ini. Individu dalam kumpulan dikehendaki menunjukkan kefahaman masing-masing dan memainkan peranan berbeza bergilir-gilir. Kemahiran sosial dan pemprosesan kumpulan digalakkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beberapa cara pembelajaran koperatif telah diperkembangkan oleh tokoh-tokoh pendidikan, misalnya Jigsaw, TGT (teams-games-tournaments), STAD (Students Teams- Achievement Division), Belajar Bersama (Learning together), Permainan Panggil Nombor (Numbered Heads), dan Meja Bulat (Round Table).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengajaran sebaya memainkan peranan yang sangat penting menurut cara Jigsaw. Dalam cara ini, pembahagian tuigas diagihkan di kalangan murid dalam kumpulan pelbagai kebolehan. Bahan pembelajaran dipecahkan kepada topik-topik kecil. Setiap murid diagihkan tugas untuk mempelajari satu topik kecil. Setelah menguasai topik kecil sendiri, murid akan mengajar rakan-rakan lain dalam kumpulannya sehingga semua ahli kumpulan menguasai semua topik kecil itu. Selepas itu satu aktiviti dijalankan untuk menguji sama semua ahli kumpulan berjaya memahami dan menyempurnakan tugasan yang diberi. Jigsaw merupakan cara pengajaran berpusatkan murid. Kemungkinan besar bahan baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sedia ada dan membantu penstrukturan semula idea.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran koperatif menggalakkan murid berinteraksi secara aktif dan positif dalam kumpulan. Ini membolehkan perkongsian idea dan pemeriksaan idea sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-63841920708322016312013-03-22T23:37:00.000-07:002013-03-22T23:37:02.825-07:00Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">A. <b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Pengertian Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar</b><br /><a href="http://www.sarjanaku.com/2012/09/pelaksanaan-proses-belajar-mengajar.html" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #660066; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Proses pembelajaran merupakan</b></a>suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar ( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><div style="text-align: justify;">
<span style="color: #240b3b; line-height: 16.985734939575195px;"><br /></span></div>
<a href="" name="more" style="background-color: white; border: 0px; color: #660066; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></a></span><div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa <i style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">proses pembelajaran</i> sebagai suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.<br /><br /><br />B. <b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar</b></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam artikelnya yang berjudul “metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa”, menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">1. Guru ( Pendidik )<br />Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ), memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah: </span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 1.2; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang ( mature and developing personality ), </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik, </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat dan </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.</span></li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sedangkan menurut wardiman djojonegoro yang dikutip oleh suyanto ( 2001 : 33 ).<br />Guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kreteria utama, yaitu : </span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 1.2; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensi, sikap dan prestasi kerja; </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentranspormasikan kemampuan professional yang dimilikinya kedalam tindakan mendidik dan mengjar secara nyata,</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, menunjukan intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentarsikan untuk tugas-tugas profesinya; dan 4) kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, disini gur u dituntut untuk dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil.</span></li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan tugas guru dalam situasi pendidikan dan pengajaran terjalin intraksi antara dan guru. Intraksi ini sesungguhnya merupakan intraksi antara dua kepribadian yaitu kepribadian guru sebagai seorang dewasa dan sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sehubungan dengan itu sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / tugas seorang g<u style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">uru dalam proses pembelajaran</u> sebagai berikut :</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">1. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar<br />Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan.<br /><br />2. Guru Sebagai Pembimbing<br />Selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan situasi seperti ini mereka perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan. Sebagai upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam proses pembelajaran juga seorang guru dituntu memiliki sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adlah sebagai berikut :</span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 1.2; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Fleksibel, seorang guru adalah seorang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dalam nilai-nilai maupun dalam ilmu pengetahuan. Guru juga harus bisa bertindak bijaksana, terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Berdiri sendiri, seorang guru adlah seorang yang telah dewasa, ia telah sangup berdiri sendiri baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri secara intelektual, berarti ia memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengajar juga telah memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dan mengambil suatu putusan atau pemecahan masalah.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tekun, pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik didalam memrsiapkam, melaksankan, menilai maupun membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan datang,</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Melihat kedepan, tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan dating.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya ( sukmandinata, 2004 : 256-258 ).</span></li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, seorang guru tidak hanya dituntut pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Dimyati dan mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar, prisnsip-prinsip belajar sebagai berikut : </span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 1.2; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ketertiban langsung / pengalaman, belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang benar dan bentuk kebiasaan-kebiasaan</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tantangan, dalam belajar siswa tentu memiliki hambatan yaitu mepelajari bahan belajar, maka timbulah motif yang mengatasi hambatan itu dengan belajar.</span></li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">2. Peserta Didik<br />Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">3. <b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tujuan Pembelajaran </b><br />Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">4. Gaya Hidup<br />Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :</span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 1.2; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional mudah terlihat, ketepatan program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Program ini harus sederhana atau fleksibel. </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas pencapaiannya </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Harus ada koordinasi antara kompone pelaksana program disekolah ( Mulyasa, 2006 : 41 ).</span></li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">5. Metode Mengajar<br />Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">6. Media<br />Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">7. Evaluasi<br />Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">C. <b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar</b></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh Depdiknas ( 2004 : 6 ) tentang factor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut antara lain :</span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 1.2; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Factor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan pembelajaran. Didalam intraksi belajar mengajar guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu yang untuk mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Faktor siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang disebut pembelajar. Pada faktor siswa yang harus diperhatikan adalah karakteristik umum maupun khusus, karateristik umum dari siswa adalah usia yang dikategorikan kedalam </span></li>
<ul style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; line-height: 1.2; list-style: disc; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 1.25em; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Usia anak-anak yaitu usia pra sekolah dasar ( 4- 11 tahun); </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) atau usia pubertas dari setiap siswa; </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) atau usia mencari identitas diri. Adapun karakteristik siswa secara khusus dapat dilihat dapat dilihat dari berbagai sudut antara lain dari sudut lain, dari sudut gaya belajar yang mencakup belajar dengan mengunakan visual,, dengan cara mendengar (auditorial) dan dengan cara bergerak atau kinestetik ( Suprayekti, 2004 : 11 ), </span></li>
</ul>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang menjadi titik perhatian adalah bagai mana merealialisasikan komponen metode dengan evaluasi, </span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar.</span></li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">D. <b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hakekat Proses Belajar Mengajar</b></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Dalam keseluruhan proses pendidikan , kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Setiap kegiatan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan intraksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi dan member masukan. Karna itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Rumusan belajar mengajar tradisional selalu menempatkan anak didik sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan seperti ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya kedudukan anak dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi faktor yang dominan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-48349672767848615472013-03-22T23:33:00.002-07:002013-03-22T23:33:27.885-07:00Strategi Pembelajaran<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 69.98404693603516px;">D</span><span style="color: #333333; line-height: 24px;">alam mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima strategi pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) </span><strong style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembelajaran Kontekstual</strong><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;"> (</span></span><em style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Contextual Teaching Learning</em><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;">); (2) Bermain Peran (</span></span><em style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Role Playing</em><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;">); (3)</span></span><strong style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembelajaran Partisipatif</strong><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;"> (</span></span><em style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Participative Teaching and Learning</em><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;">); (4) </span></span><strong style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Belajar Tuntas</strong><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;"> (M</span></span><em style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">astery Learning</em><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;">); dan (5) </span></span><strong style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembelajaran dengan Modul</strong><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;"> (</span></span><em style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Modular Instruction</em><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;">). Sementara itu, Gulo (2005) memandang pentingnya strategi</span></span><strong style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pembelajaran inkuiri</strong><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;"> (</span></span><em style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">inquiry</em><span style="color: #333333;"><span style="line-height: 24px;">).</span><span id="more-574" style="background-color: transparent; border: 0px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di bawah ini akan diuraikan secara singkat dari masing-masing strategi pembelajaran tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1.</strong><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Pembelajaran Kontekstual (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Contextual Teaching Learning</em>)</strong></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.</span></em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan mengutip pemikiran Zahorik, E. Mulyasa (2003) mengemukakan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 24px 1.5em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus)</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: (a) menyusun konsep sementara; (b) melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain; dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang dipelajari.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2.</strong><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Bermain Peran (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Role Playing</em>)</strong></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.</span></em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi : (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilih peran; (3) menyusun tahap-tahap peran; (4) menyiapkan pengamat; (5) menyiapkan pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi tahap II; dan (10) membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3.</strong><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)</strong></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran</em>. Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003) menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengembangan pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 24px 1.5em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. </strong><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Belajar Tuntas (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mastery Learning</em>)</strong></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu,dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(feedback)</em>. Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas dalam hal berikut : (1) pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">diagnostic progress test</em>); (2) peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditentukan; dan (3) pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran remedial (pengajaran korektif).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Strategi belajar tuntas dikembangkan oleh Bloom, meliputi tiga bagian, yaitu: (1) mengidentifikasi pra-kondisi; (2) mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar; dan (3c) implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan memberikan “bumbu” untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual, yang meliputi : (1) <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">corrective technique</em>yaitu semacam pengajaran remedial, yang dilakukan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya; dan (2) memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan (sebelum menguasai bahan secara tuntas).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di samping implementasi dalam pembelajaran secara klasikal, belajar tuntas banyak diimplementasikan dalam pembelajaran individual. Sistem belajar tuntas mencapai hasil yang optimal ketika ditunjang oleh sejumlah media, baik hardware maupun software, termasuk penggunaan komputer (internet) untuk mengefektifkan proses belajar.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">5. Pembelajaran dengan Modul (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Modular Instruction</em>)</span></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.</span></em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut:</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 24px 1.5em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Modul meripakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam setiap modul harus : (1) memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya; (2) memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat menngetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Komponen-komponen tersebut dikemas dalam format modul, sebagai beriku:</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 24px 1.5em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pendahuluan;</em> yang berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar, termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tujuan Pembelajaran</em>; berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta didik, setelah mempelajari modul. Dalam bagian ini dimuat pula tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tes Awal</em>; yang digunakan untuk menetapkan posisi peserta didik dan mengetahui kemampuan awalnya, untuk menentukan darimana ia harus memulai belajar, dan apakah perlu untuk mempelajari atau tidak modul tersebut.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pengalaman Belaj</em>ar; yang berisi rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus, diikuti dengan penilaian formatif sebagai balikan bagi peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sumber</em> <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Belajar</em>; berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tes Akhir</em>; instrumen yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang digunakan pada tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal setiap modul</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tugas utama guru dalam pembelajaran sistem modul adalah mengorganisasikan dan mengatur proses belajar, antara lain : (1) menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif; (2) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami isi modul atau pelaksanaan tugas; (3) melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">6.</strong><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Pembelajaran Inkuiri</strong></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri</em>.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu: (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis,</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 24px 1.5em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Merumuskan masalah</em>; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mengembangkan hipotesis</em>; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Menguji jawaban tentatif;</em> kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Menarik kesimpulan; </em>kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan</span></li>
<li style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menerapkan kesimpulan dan generalisasi</span></em></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-88366701691419361282013-03-22T23:23:00.000-07:002013-03-22T23:23:00.787-07:00Peran Pemerintah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak di Indonesia<br />
<div style="line-height: 21px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 21px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, Pemerintah diwajibkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional bagi seluruh warga negara Indonesia. Sistem pendidikan nasional dimaksud harus mampu menjamin pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama bagi anak-anak, generasi penerus keberlangsungan dan kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</span></span></div>
<span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20.997560501098633px;"><br /></span></div>
</span><div style="line-height: 21px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life education). Secara konsep, pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. Pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya. Selain itu, pendidikan adalah alat untuk merubah cara berpikir kita dari cara berpikir tradisional ke cara berpikir ilmiah (modern).<br /><br />Namun hingga kini, upaya pemerintah untuk menangani permasalahan pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan dasar 12 tahun dirasakan masih belum tuntas. Hal tersebut dibuktikan dengan setiap bergantinya rezim pemerintahan, utamanya dengan bergantinya menteri pendidikan, selalui diikuti dengan bergantinya kurikulum pendidikan. Dari sini tampak bahwa pemerintah masih belum menemukan bentuk pengelolaan pendidikan yang tepat bagi anak-anak kategori usia pendidikan dasar dan masih mencari-cari bentuk yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seni.<br />Hingga, tak mengherankan bahwa kualitas pendidikan dasar di Indonesia saat ini masih menempati urutan bawah untuk negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik (Unesco, 2009). Peran pemerintah sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas pendidikan anak, utamanya kualitas pendidikan dasar sebagaimana amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” dan ayat (2) “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.<br /><br />Pendidikan bagi anak-anak usia pendidikan dasar di Indonesia hingga saat ini belum digarap dengan sistematis oleh pemerintah. Padahal pembinaan pendidikan anak-anak usia pendidikan dasar merupakan langkah strategis dan penting dalam membangun karakter dan kemampuan intelektualitas seseorang. Hal ini terjadi karena jumlah laju pertumbuhan anak di Indonesia tidak seimbang dengan laju pertumbuhan pembangunan sarana dan prasarana fisik sekolah, meskipun saat ini anggaran pendidikan telah dinaikan menjadi 20% dari jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.<br /><br />Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai paket program pendidikan sebagai impelementasi penggunaan anggaran pendidikan 20% dari APBN, utamanya di daerah-daerah tertinggal masih sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Program-program yang dibuat oleh pemerintah seringkali hanya program tambal sulam (incremental) dan tidak berkelanjutan (sustainable). Banyaknya sekolah, utamanya sekolah dasar yang dalam kondisi rusak berat dan hanya direhabilitasi melalui Biaya Orientasi Sekolah (BOS) dan berbagai paket program sejenis lainnya, tidaklah menjadikan sarana dan prasarana pendidikan tersebut menjadi lebih baik. Banyaknya sekolah dasar yang rusak tersebut menyebabkan anak-anak usai pendidikan dasar tidak merasa nyaman dalam proses pembelajaran. Padahal untuk anak-anak usai tersebut, dukungan sarana dan prasarana yang memadai amat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan pendidikannya.<br /><br />Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah yang rusak berat dan masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok Indonesia.<br /><br />Selain ketersediaan sarana dan prasarana fisik dan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya yang masih terbatas dan belum menjangkau seluruh wilayah NKRI, kurikulum pendidikan dasar pun menjadi permasalahan. Kurikulum yang seringkali berubah seiring dengan pergantian rezim pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar menjadi korbannya. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang mind set berfikirnya belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum sampai tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan anak-anak kehilangan kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata pelajaran yang terkonsep dan berpola baku secara permanen. Artinya, apa yang di dapat di sekolah, itulah yang ada pada dirinya, tanpa kecuali.<br /><br />Pemerintah harus menyadari bahwasannya anak-anak merupakan investasi masa depan sebuah bangsa. Merekalah yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses berbangsa dan bernegara. Wajar saja ketika banyak orang menyerukan bahwa anak adalah bibit-bibit atau tunas yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Merekalah pewaris masa depan, tulang punggung dan harapan bangsa dan negara ada di pundak mereka. Namun, harapan itu ternyata masih membentur tembok yang sangat besar. Ternyata masih banyak di temukan anak-anak kurang mampu harus berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Sering dijumpai bahwa anak-anak Indonesia harus dipaksa mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal dan terlantar karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak seringkali menghadapi bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik. Padahal, anak-anak Indonesia harusnya berada di rumah, belajar dengan baik dan menikmati tugas-tugas bagi tumbuh kembang diri mereka. Disinilah peran pemerintah harus ditingkatkan dalam rangka peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia.<br /><br />Masa depan pendidikan anak-anak usia pendidikan dasar di Indonesia berada di tangan pemerintah sebagai pemegang otoritas bernegara dan berbangsa. Di era globalisasi ini, investasi modal finansial juga harus disertai dengan investasi sumber daya manusia. Mesin atau teknologi yang di import dari luar negeri tidak akan bisa dijalankan oleh tenaga lokal ketika tidak ada satupun anak negeri yang bisa mengoperasikannya. Sumber daya alam yang tersebar di seluruh negeri tidak akan bisa digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat karena Indonesia masih terus memakai tangan asing yang hanya peduli pada profit semata. Investasi finansial ada di wilayah penguatan ekonomi, sedangkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama kualitas anak-anak Indonesia berada dalam wilayah pendidikan.<br /><br />Sejak Indonesia merdeka, baru beberapa tahun yang lalu politik anggaran berpihak pada pendidikan dengan peningkatan anggaran sebesar 20% dari APBN. Namun, anggaran tersebut pun diduga tidak penuh digunakan untuk pembiayaan pendidikan karena sebagian diantaranya dibebankan bagi gaji tenaga kependidikan. Indikasi lainnya adalah gejala bagaimana cara pemerintah dalam melakukan evaluasi belajar yang bermutu. Contohnya adalah Ujian Nasional (UN), dimana UN hingga saat ini selalu menuai pro dan kontra. Bagaimana mungkin pendidikan yang dilakukan oleh anak-anak selama bertahun-tahun, kelulusannya hanya ditentukan lewat UN yang dilakukan secara terpusat tanpa lagi memperhatikan aspek afeksi dan kognitif.<br />Dalam Pasal 5 ayat (1), (2), dan (5) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara umum menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hidup. Artinya, negara harus menjamin hak-hak anak atas pendidikan dan tidak boleh lalai dalam pelaksanaanya.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-40653840155195804312013-03-22T23:15:00.001-07:002013-03-22T23:15:35.345-07:00Pendidikan Sekolah Dasar<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Salah satu <i>pengertian pendidikan</i> yang sangat umum dikemukakan oleh Driyarkara (1980) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan di dalam seluruh proses atau upaya pendidikan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang <u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sistem Pendidikan</u> Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa "<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-sekolah-dasar.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Pendidikan</a> adalah Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang".</span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-sekolah-dasar.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">sekolah dasar</a>. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Dan, secara umum pengertian sekolah dasar dapat kita katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak didik. Kita seharusnya memahami pengertian sekolah dasar sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di tingkat ini. Walaupun, kita pengenal pendidikan anak usia dini (PAUD), tetapi setidaknya mereka lebih mengedepankan untuk melatih anak bersosialisasi dengan teman dan masyarakat, bukan untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang mengarah pada pemahaman pengetahuan. </span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<b><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tujuan Pendidikan Dasar</span></span></b></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><br /></b>Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-sekolah-dasar.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pendidikan Sekolah Dasar</a> dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut : </span></span><ol style="list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung. </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP. </span></span></li>
</ol>
<b><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sekolah Dasar Sebagai Pendidikan Dasar</span></span></b></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Kita membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan kita lancar. Kita juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan. Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut. Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya. Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya. Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-83313549180029803722013-03-22T23:10:00.004-07:002013-03-22T23:10:58.019-07:00Lemahnya Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia<br />
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bahasa Inggris kini diajarkan pada saat yang paling awal di Indonesia. Bahasa Inggris telah diperkenalkan di sekolah SD. Seiring perkembangan globalisasi dunia yang menuntut kemampuan bahasa Inggris untuk semua orang dari berbagai bangsa di dunia. Tanpa menguasai bahasa Inggris, seseorang tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain. Itu sebabnya, pendidikan bahasa Inggris telah diajarkan sebelumnya di sekolah dasar.<br />Sebelumnya, bahasa Inggris pertama kali diajarkan di sekolah SMP. Ini akan menjadi akhir bagi anak untuk belajar bahasa Inggris di usia tersebut. Bahkan, penelitian Bahasa mengatakan bahwa belajar bahasa akan lebih baik dan lebih efektif diajarkan pada periode sebelumnya waktu.</span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span id="more-268"></span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di Indonesia, pendidikan bahasa Inggris di sekolah dasar sangat miskin. Status subjek hanya subjek lokal. Ini tidak termasuk dalam mata pelajaran nasional, subyek penting. Bahasa Inggris di sekolah dasar tidak memiliki kurikulum yang jelas dan silabus. Dan itu diajarkan oleh inkompetensi dan guru wajar tanpa pengecualian. Guru tidak memiliki sertifikat kelulusan bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris sejauh ini, tidak mencapai output optimal seperti yang diajarkan tanpa perencanaan yang baik. Tidak ada dukungan dari pemerintah tentang pendidikan bahasa Inggris di sekolah dasar. Pemerintah masih tidak memberikan kurikulum yang standar dan silabus. Ada banyak guru yang bingung tentang bagaimana mengajar Bahasa Inggris di sekolah Dasar.</span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ada banyak sekolah SD yang mengajar Bahasa Inggris. Tapi bahasa Inggris diajarkan mereka tanpa perencanaan yang baik, tanpa kurikulum yang baik silabus dari Guru. Akhirnya mereka mengajarkan yang mereka bisa saja. Mereka tidak peduli apakah itu benar atau salah. Jadi wajar tanpa pengecualian banyak guru yang bingung untuk mengajar, cara mengucapkan kata-kata tertentu, kalimat. Apa pendidikan yang miskin itu. Bahkan, ini adalah kondisi sebenarnya dari pendidikan bahasa Inggris terutama di sekolah dasar di Indonesia.<br />Pertanyaannya adalah, Mengapa pemerintah Indonesia membiarkan ini terjadi? Seperti kita ketahui bahwa bahasa Inggris di sekolah dasar adalah dasar pembelajaran. Jika diajarkan oleh seorang guru wajar tanpa pengecualian yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa Inggris, maka akan berakibat fatal. Guru akan memberikan konsep yang salah dari materi bahasa Inggris. Dan itu juga membosankan jika guru tidak menguasai metode yang tepat dalam mengajar bahasa Inggris. Akhirnya para siswa yang diajarkan, akan memberikan respon yang salah dan citra yang salah bahwa Inggris bukanlah suatu hal yang menarik.</span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Idealnya, bahasa Inggris harus diajarkan oleh guru yang berkualitas. Pemerintah Indonesia harus memberikan standar yang jelas dan tepat dari bahasa Inggris Kurikulum dan silabus di sekolah dasar. Pemerintah harus merekrut guru bahasa Inggris yang berkualitas. Selain itu pemerintah harus mendukung pengajaran bahasa Inggris belajar di sekolah dasar.</span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kami berharap bahwa pendidikan bahasa Inggris di Indonesia khususnya di sekolah dasar akan berhasil sebagai bahasa Inggris di era saat ini sangat penting. Keberhasilan di awal akan terus masa depan. Indonesia harus berubah. Pendidikan, penguasaan bahasa Inggris harus dicapai lebih awal. Ini akan sangat terlambat jika bahasa Inggris diperkenalkan di SMP. Kami berharap masyarakat Indonesia dapat menguasai bahasa Inggris, sehingga rakyat Indonesia dapat berkomunikasi, bersaing dengan orang lain di berbagai negara di dunia.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-77402898258742952512013-03-22T23:07:00.001-07:002013-03-22T23:07:10.215-07:00Pendidikan Formal<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pendidikan formal</b> yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> Mengenyam pendidikan pada institusi <i style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pendidikan formal </i> yang diakui oleh lembaga pendidikan Negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak tukang dagang martabak mesir, anak tukang jamret, anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi Negara, dan sebagainya harus bersekolah, minimal 9 tahun lamanya hingga lulus SMP.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="" name="more" style="background-color: white; border: 0px; color: #660066; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></a><br style="background-color: white; color: #240b3b; line-height: 17px; text-align: justify;" /></span><div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Mungkin dari kita yang mempertanyakan apakah sebenarnya fungsi <b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pendidikan-formal.html" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #660066; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pendidikan formal</a> </i></b> tersebut? Kenapa kita bersekolah? dan mengapa semakin tinggi jenjang pendidikan kita maka semakin baik?.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Sebagai lembaga pendidikan formal, <a href="http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/makalah-profesi-guru.html" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #660066; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">sekolah</a> yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara. </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Ada beberapa Krateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu;</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"> Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Materi atauisi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang. </span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab;</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini undang-undang pendidikan UUSPN nomor 20 tahun 2003.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan and tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Peran sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan keperibadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum, anatara lain sebagai berikut:</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 5px 0px 7px 25px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan )</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0.25em 0px 0.25em 5px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #240b3b; line-height: 17px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa <b style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pendidikan formal</b> memiliki peran dan fungsi yang berdasarkan asas-asas dan tanggung jawab yang berbeda-beda yang salah satunnya telah ditetapkan oleh UUD No. 20 Tahun 2003 yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana sub-sistem tersebut berperanan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-76043225001611595792013-03-22T22:49:00.000-07:002013-03-22T22:49:24.526-07:00Komersialisasi Pendidikan Tinggi<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Perguruan tinggi merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. </span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><a href="" name="more" style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;"></a><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Secara umum dunia pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.</span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar hadiah & gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.</span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Semoga masyarakat dan orang tua yang akan menyekolahkan putra putrinya tidak terjebak pada kondisi tersebut dan lebih bijak dalam memilih perguruan tinggi, sehingga putra-putrinya tidak terkesan asal kuliah.</span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Ditengah besarnya angka pengangguran di Indonesia yang telah mencapai lebih dari 45 juta orang, langkah yang harus ditempuh adalah mencari pendidikan yang baik dan bermutu yang dibutuhkan pasar. Bukan hanya murah saja dan asal. Tidak dipungkiri lagi bahwa selama ini, dunia industri kesulitan mencari tenaga kerja dengan keahlian tertentu untuk mengisi kebutuhan pekerjaan. Bila membuka lowongan, yang melamar biasanya banyak, namun hanya beberapa yang lulus seleksi.</span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Pasalnya jarang ada calon pegawai lulusan perguruan tinggi atau sekolah, yang memiliki keahlian yang dibutuhkan, karena kebanyakan berkemampuan rata-rata untuk semua bidang. Jarang ada yang menguasai bidang-bidang yang spesifik. Hal ini tentunya menyulitkan pihak pencari kerja, karena harus mendidik calon karyawan dulu sebelum mulai bekerja.</span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Sebagian besar perguruan tinggi atau sekolah mendidik tenaga ahli madya (tamatan D.III) tetapi keahliannya tidak spesifik.</span><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Lebih parah lagi, bahkan ada PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Ini adalah cermin dari proses PEMBODOHAN BANGSA bukan mencerdaskan BANGSA. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang baik & berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.</span></span></span><br />
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18.90625px; text-align: justify;"> Untuk saat ini opini publik dan beberapa kalangan masyarakat bahwa eksistensi sebuah Perguruan Tinggi dilihat dari kuantitas mahasiswanya bukan kualitasnnya. Nah ini jelas sudah terlihat faktanya bahwa pendidikan di Indonesia hanya menjadi komoditi bisnis semata.</span><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;" /><span style="line-height: 18.90625px; text-align: justify;">Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, harapan kami semoga komersialisasi pendidikan tinggi tidak menjadi sebuah komoditi bisnis semata, akan tetapi menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan Juga Bangsa Indonesia.</span></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-53230213567642885672013-03-22T22:43:00.005-07:002013-03-22T22:43:48.678-07:00Industri Pendidikan Tinggi<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18.90625px;">KOMPETISI global juga sudah melanda dunia pendidikan. Setiap tahun, saat lulusan SMA dan SMK bersaing untuk mendapatkan institusi pilihan, perguruan tinggi pun berlomba-lomba mempromosikan diri dan menjaring calon-calon mahasiswa potensial. </span></div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Potensial bisa berarti mampu secara akademis atau finansial. PERGURUAN tinggi dari luar negeri pun tidak mau kalah, dan gencar berpromosi. Begitu pula perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS) melakukan berbagai upaya pemasaran dan menjadikan dunia pendidikan tinggi seperti bisnis dan industri. Kini beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) tidak mau ketinggalan dengan membuka jalur khusus atau ekstensi.</span></div>
<a href="" name="more"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
</a><span style="font-weight: bold; line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Persaingan</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Akhir tahun ajaran jenjang pendidikan SLTA sebenarnya jatuh sekitar bulan Mei. Para lulusan SMA/SMK biasanya mendapat surat tanda tamat belajar (STTB) dan surat tanda kelulusan (STK) sekitar bulan Juni. Namun sebelum mengikuti ujian akhir nasional (UAN), sebagian siswa SMA/SMK -terutama yang nilai rapor hingga semester lima tidak di bawah rata-rata-sudah mendapat tempat di perguruan tinggi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Beberapa perguruan tinggi sudah melakukan ujian seleksi masuk dan menerima siswa SMA/SMK sekitar bulan Maret dan April. Bahkan ada perguruan tinggi yang sudah memulai seleksi gelombang pertama pada Januari dan Februari.</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Beberapa tahun terakhir ini, seleksi mahasiswa baru menjadi makin dini karena perguruan tinggi berlomba-lomba memajukan tanggal penerimaan mahasiswa baru untuk menjaring mahasiswa pilihan sebelum didahului perguruan tinggi pesaing. Dalam semangat persaingan ini, ada perguruan tinggi yang menetapkan seleksi gelombang pertama pada awal tahun, tetapi sebetulnya diam-diam sudah memastikan untuk menerima mahasiswa pilihan sekitar bulan Oktober dan November ketika siswa SMA/SMK belum mengikuti ujian akhir semester gasal. Seleksi pra-gelombang pertama ini dibungkus dengan nama jalur prestasi, jalur khusus, jalur kerja sama, dan semacamnya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Praktik penerimaan mahasiswa baru ketika mereka masih berstatus siswa kelas III, sering menimbulkan protes dari pihak sekolah menengah. Ada keluhan, siswa kelas III yang sudah diterima di perguruan tinggi menunjukkan kecenderungan meremehkan pelajaran dan guru mereka, meski beberapa perguruan tinggi menjanjikan bisa saja </span><span style="line-height: 18.90625px;">membatalkan penerimaan jika ada laporan pihak SMA/SMK mengenai tindakan indisipliner siswa. Keluhan lain pihak SLTA adalah kedatangan dan kunjungan perguruan tinggi yang meminta waktu untuk melakukan presentasi kepada siswa kelas tiga. Akibat frekuensi kunjungan yang begitu besar, banyak kepala dan guru SLTA menghkhawatirkan erganggunya jadwal kerja dan pelajaran sekolah.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Di satu sisi, siswa kelas III memang membutuhkan informasi dan sosialisasi dari perguruan tinggi. Tetapi di sisi lain, jika kepala SMA/SMK melayani setiap permintaan perguruan tinggi untuk mengadakan presentasi, banyak waktu pelajaran harus dikorbankan, sementara siswa kelas III juga harus menyiapkan diri menghadapi UAN.</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Beberapa SMA-terutama yang favorit dan menjadi target PTS-mengakomodasi kedua kebutuhan ini dengan menyediakan satu atau dua hari khusus untuk informasi studi dan mengundang PTS (dalam negeri maupun perwakilan PT luar negeri).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Untuk mendapatkan calon mahasiswa yang bersedia membayar sumbangan masuk antara Rp 3 juta hingga di atas Rp 30 juta, pihak perguruan tinggi tidak keberatan membayar sewa stan atau memasang iklan di buku kenangan yang dibuat sekolah. Jadinya, selain memberi kesempatan bagi siswa untuk window shopping sebelum membuat keputusan akhir,</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">ajang promosi perguruan tinggi juga memberi kesempatan bagi siswa SMA untuk mendapat dana tambahan yang mungkin dipakai untuk keperluan sekolah maupun kesejahteraan guru.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="font-weight: bold; line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Program unggulan</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Akreditasi program studi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) merupakan syarat minimal namun tidak cukup memadai untuk dijadikan poin jual. Kini perguruan tinggi berlomba mengemas dan menonjolkan beberapa program unggulan lain, di antaranya sertifikasi internasional, kerja sama dengan industri, dan kerja sama internasional.</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Sertifikasi internasional bisa berupa pengakuan dari organisasi profesi di luar negeri (misalnya ada program bisnis yang mengklaim mendapatkan pengakuan AACSB, American Association of Colleges and Schools of Business) atau sertifikasi kendali mutu yang biasanya dilakukan di dunia industri (ada PTS yang telah memperoleh ISO 9001).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Keterkaitan antara perguruan tinggi dan dunia kerja merupakan salah satu area yang sering mendapat sorotan. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (SK Mendiknas No 045/U/2002 perihal Kurikulum Inti), pengajaran harus relevan dengan kebutuhan masyarakat dan kompetensi yang ditentukan industri terkait dan organisasi profesi. Maka dari itu, kerja sama dengan industri sering dijadikan poin jual. Beberapa perguruan tinggi mencantumkan pelatihan dan sertifikasi Microsoft, SAP, atau Autocad dalam brosur mereka. Sementara perguruan tinggi lain memasukkan nama-nama</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">perusahaan besar sebagai tempat magang dan penampung lulusan mereka.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Kerja sama internasional-berupa program transfer, sandwich, double degree dengan universitas luar negeri, dan pertukaran mahasiswa-sering ditonjolkan sebagai daya tarik karena dipercaya meningkatkan citra perguruan tinggi sebagai institusi berkualitas internasional. Dalam hal ini, calon mahasiswa dan orangtua perlu jeli dan memperhatikan dua hal.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Pertama, apakah institusi luar negeri yang dipasang sebagai mitra benar-benar berkualitas. Tidak semua institusi asing bermutu. Perguruan tinggi di Indonesia bisa saja memanfaatkan gengsi dan kelatahan orang Indonesia (termasuk diri sendiri) terhadap label asing. Ada universitas terkemuka di Indonesia yang pernah terkecoh dan mengecoh publik melalui kemitraan dengan institusi yang ternyata malah hanya menawarkan program nongelar dan reputasinya biasa-biasa saja. Kadang, institusi luar negeri yang dicantumkan menggunakan nama pelesetan yang bisa mengecoh. University of</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Berkeley tentu tidak sama dengan University of California at Berkeley dan Nanyang Institute berbeda dengan Nanyang Technological University.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Kedua, jika institusi luar negeri yang dipasang benar-benar bergengsi, betulkah ada kesepakatan timbal balik antara kedua institusi. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia tidak segan-segan mencatut nama besar seperti INSEAD, Harvard University, universitas dalam kelompok Ivy League atau universitas besar lainnya. Calon mahasiswa perlu bertanya, sejauh mana dan dalam kapasitas apa kesepakatan antara kedua institusi dilakukan, apakah ada perjanjian tertulis, manfaat apa yang bakal diperoleh mahasiswa dalam kerja sama ini.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="font-weight: bold; line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Tim dan strategi pemasaran</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Seperti layaknya di perusahaan, banyak perguruan tinggi mempunyai tim pemasaran khusus meski mereka kadang agak sungkan menggunakan istilah marketing. Umumnya, tim marketing ini bekerja dengan bendera humas, tim informasi studi, atau biro informasi. Di beberapa PTS swasta, tim pemasaran ini bekerja penuh waktu secara profesional dengan armada lengkap mulai dari staf relasi media, presenter, desainer brosur, sampai dengan petugas jaga pameran. Periode sibuk bagi tim ini biasanya dari Oktober sampai Mei, tetapi mereka bekerja sepanjang tahun.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Di luar periode sibuk, tim marketing melakukan pembenahan internal di perguruan tinggi. Mereka merancang prospektus, brosur, dan katalog dengan cetakan dan desain yang tidak kalah mewah dengan prospektus perusahaan multi nasional.</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Selain itu, mereka juga mengoordinasi dosen dan wakil mahasiswa dari semua program studi yang ada dan melibatkan beberapa di antaranya dalam aneka kegiatan promosi di dalam maupun di luar kampus. Beberapa dosen pun tidak segan-segan menjalankan peran sebagai petugas promosi jurusan dalam kemasan seminar maupun pameran studi.</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Selama periode sibuk, berbagai macam kegiatan promosi dilakukan, baik PTS maupun PTN. Kegiatan promosi yang berkaitan langsung dengan jurusan adalah lomba untuk siswa-siswi SLTA. Program studi Sastra Inggris, misalnya, menyelenggarakan lomba pidato, debat, membaca berita, atau menulis esai dalam bahasa Inggris. Program studi teknik</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">informatika merancang lomba desain web atau program software. Program studi desain menantang siswa SMA untuk berkreasi dengan berbagai macam desain. Acara-acara lomba ini juga memberi kesempatan menarik siswa-siswi SMA berkunjung ke kampus dan melihat-lihat fasilitas perguruan tinggi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Selain lomba, beberapa perguruan tinggi juga menyelenggarakan open house. Ada yang melakukannya di kampus, tetapi ada pula yang menyewa hotel berbintang. Dalam open house ini, berbagai keunggulan pada tiap program studi dan di tingkat perguruan tinggi dipamerkan melalui presentasi, tayangan video, foto, dan contoh produk. Seakan tidak ingin kehilangan kesempatan, ajang open house juga dipakai untuk menerima pendaftaran dan melaksanakan tes masuk saat itu juga.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Kegiatan promosi tidak hanya dilakukan di kota tempat perguruan tinggi. Tim pemasaran juga melakukan perjalanan ke luar kota bahkan ke luar pulau dalam rangka "menjemput bola". Seleksi dan tes masuk juga bisa dilakukan di kota yang dikunjungi, sehingga siswa tidak harus jauh-jauh meninggalkan kota asal untuk berburu perguruan tinggi. Sekarang adalah era perguruan tinggi berburu calon mahasiswa.</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Upaya pemasaran tidak hanya terbatas pada kegiatan promosi sesaat, tetapi juga strategi jangka panjang berupa program menjalin relasi dan kerja sama dengan SMA. Dalam beberapa tahun belakangan, para kepala dan guru bimbingan konseling di SMA menjadi orang penting yang diperhatikan dan dimanjakan. Perguruan tinggi menggelar</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">berbagai seminar tahunan dan mengundang mereka dengan menanggung semua biaya transportasi dan akomodasi.</span><span style="line-height: 18.90625px;"> </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Ada pula perguruan tinggi yang melakukan kerja sama secara berkesinambungan misalnya program pendampingan pelajaran teknologi informasi atau revitalisasi perpustakaan di SMA. Program kerja sama ini diharapkan bisa menanamkan brand awareness di kalangan guru dan siswa SMA dan membuat mereka mengingat perguruan tinggi itu untuk dipilih di kemudian hari.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Berbicara soal promosi, tidak ada kecap nomor dua. Masing-masing perguruan tinggi berupaya menampilkan keunggulan dan nilai jual. Kepala SMA/SMK, calon mahasiswa, dan orangtua perlu mencermati persaingan antar-perguruan tinggi dengan cerdas, bijak, dan mempelajari tiap tawaran dengan kritis agar bisa membuat keputusan dan pilihan yang paling baik dan sesuai di antara semua alternatif yang ada.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-54891322566126022432013-03-22T22:37:00.002-07:002013-03-22T22:37:34.650-07:00Prospek Pendidikan Tinggi di Indonesia<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18.90625px;">Dalam Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No 20/2003) pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara".</span></div>
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="" name="more"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
</a><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">UU Sisdiknas diatas telah mengandung aspek-aspek penting yang harus di perhatikan dalam pendidikan yaitu aspek cognitive, affective dan psychomotor. Dengan kata lain program pendidikan tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan (cognitive) tetapi juga menekankan pada pembinaan sikap dan pengembangan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu perguruan tinggi hendaknya menjadi institusi yang tidak hanya didominasi oleh nuansa pendidikan dan penelitian tapi juga seharusnya menjadi lembaga yang dapat membina sikap terpuji civitas akademiknya yaitu sikap menghindari tindakan kekerasan (violence) seperti aksi pemukulan atau penganiayaan dan tindakan ketidak jujuran akademis (academic dishonesty) seperti kasus penjiplakan (plagiarism), perjokian, dan cheating (nyontek).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Secara umum pendidikan tinggi terdiri dari dua jalur yaitu jalur akademik dan jalur kejuruan (vokasi). Jalur akademik adalah universitas, institute dan sekolah tinggi yang menawarkan stratafikasi gelar akademik dan spesialis (higher degrees and specialist) dan mencakup program pendidikan S1 (gelar sarjana), S2 (gelar Magister), Spesialis dan S3 (gelar Doktor). Sedangkan Jalur kejuruan atau vokasi, umumnya menawarkan pendidikan kejuruan (vocational education) setingkat program diploma (ahli Madya). Pendidikan ini umumnya diselenggarakan oleh semua akademi yang ada di Indonesia minus akademi fantasi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Pendidikan tinggi (higher education) melayani jasa pendidikan tinggi termasuk pemberian pelayanan ilmu Basic Sciences (MIPA), Sciences (Ilmu-ilmu eksakta), Social Sciences and Humanities (Ilmu Social dan Humaniora). Pendidikan tinggi berhak menganugrahkan gelar akademik kepada alumninya yang telah memenuhi syarat-sayarat akademis sesuai dengan UU Sisdiknas. Tulisan ini akan membahas beberapa isu penting sekitar pendidikan tinggi dan tinjaun mengenai kebijakan pendidikan tinggi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Profil Singkat Pendidikan Tinggi</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Teasdale (1999) dalam bukunya berjudul "Local Knowledge and Wisdom in Higher Education" menyinggung sejarah kejayaan pusat pendidikan dunia pada abad ke-16. Dikatakan bahwa pusat kejayaan pendidikan tinggi dunia pernah terdapat di kota-kota besar dunia pada waktu itu seperti Bagdad, Istanbul, Cordoba dan Kairo. Pada saat itu tidak sedikit bangsa barat dari Eropa yang datang ke kota-kota tersebut untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara barter yaitu menukar hasil pertanian mereka dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Pada abad millinium ini pusat kejayaan pendidikan dunia telah berada pada negara-negara berkembang (developed countries) seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Canada, US, Uni Eropa, Australia dan New Zealand. Realita ini diindikasikan dengan banyaknya hasil-hasil penelitian ilmiah (scientific findings) dalam bidang ilmu pengetahuan dan technology (science dan technology) yang telah dipublikasikan di berbagai media, website inernet dan beberapa jurnal ilmiah yang bereputasi dan terakreditasi secara internasional oleh perguruan-perguraun tinggi di negara tersebut. Lagi pula, negara-negara tersebut diatas maju dalam membangun bangsanya karena mereka berpegang pada paradigma "build nation build schools" yang mengandung pengertian kontekstual yaitu "memajukan bangsa melalui pendidikan".</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Telah tercatat pula dalam sejarah bahwa pada beberapa dekade yang lalu pendidikan tinggi di Indonesia pernah menjadi kiblat bagi mahasiswa dari negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia. Banyak mahasiswa asal negeri jiran tersebut yang belajar di beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia. Namun sayangnya, menurut informasi dari beberapa sumber yang dapat dipercaya melansir bahwa dewasa ini ada lebih banyak jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia dan Singapura dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Malaysia dan Singapura yang belajar di Indonesia.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Sama seperti pendidikan dasar dan menengah, pendidikan tinggi di Indonesia mengalami pasang surut. Ada beberapa isu dan polemik seputar perkembangan perguruan tinggi di Indonesia yang pernah diberitakan oleh media lokal dan internasiona seperti isu, kualitas pendidikan tinggi, isu universitas perintis, polemik teaching university vs research university, konversi IKIP menjadi universitas dan isu otonomi perguruan tinggi yang ditandai dengan diberinya status perguruan tinggi berbadan hukum (PTBH) bagi UI,ITB,UGM dan IPB sebagai implementasi PP Nomor 61 tahun 1999 (Kompas,20/02/04).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Keritikan dan Saran</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Pendidikan tinggi di Indonesia telah memberikan kontribusi yang cukup significant terhadap pembangunan di Indonesia. Beberapa politisi dan negarawan besar seperti presiden RI pertama (the founding father), sejumlah pejabat negara, pengusaha dan ilmuawan ternama telah dihasilkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Universitas ternama (leading universities) di pulau Jawa seperti UI, ITB, IPB, UGM, Unpadj,Unair, Undip serta diluar pulau jawa seperti USU, Unand, Unud, Unhas Unstrat, Unhalu, Untad, Unmul dan beberapa perguruan tinggi negeri lainya termasuk Univ negeri (eks IKIP) dan Univ Islam Negeri (eks IAIN) dan beberapa perguruan tinggi negeri lainnya merupakan perguruan tinggi yang telah aktif berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat). Hasil-hasil penelitian staf akademiknya telah dipublikasikan liwat jurnal ilmiah dan diseminasikan liwat seminar,loka karya dan publikasi media.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia ternyata juga banyak didukung oleh partisipasi aktif perguruan tinggi swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak dari jumlah perguruan tinggi negeri. Ada banyak perguruan tinggi swasta yang memiliki reputasi atau status akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang sama atau hampir sama dengan perguruan tinggi negeri. Bahkan sebahagian perguruan tingi swasta telah memiliki jurnal ilmiah yang telah terkreditasi. Beberapa perguruan tinggi swasta yang cukup dikenal baik ditingkat lokal maupun tingkat nasional misalnya untuk di pulau Jawa ada Univ Trisakti, Universitas Brobudur, Univ Guna Darma, Unika Atma Jaya, Unas, Unpar Bandung ,UII Jokyakarta, Unmuh Malang, Ubaya. Sedangkan di luar pulau Jawa terdapat beberapa PTS yang dapat diperhitungkan dan sebahagian juga telah memiliki jurnal ilmiah. Perguruan tinggi swasta tersebut antara lain seperti Univ Nomensen Medan, Univ Bung Hatta Padang, UMI Makassar, Univ 45, Univ Klabad Manado, STIE/STISIPOL Panca Bakti Palu, Unisa Palu dan Unismuh Palu.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Lepas dari banyaknya kelebihan pendidikan tinggi di Indonesia, terdapat juga beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebijakan pendidikan tinggi yang kurang efektif dan sangat senralistik. Adapun kekurangan yang mungkin perlu diperhatikan dan dibenahi secara umum adalah:</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Pertama,pelayanan jasa pendidikan tinggi baru dinikmati oleh mayoritas kalangan keluarga kelas menengah ke atas atau hanya segelintir kalangan kelas menegah ke bawah yang dapat menikmati jasa pendidikan tinggi. Idealnya, pelayanan jasa pendidikan tinggi tidak menciptakan dikotomi dan disparitas terutama berakaitan dengan akses rekrutmen mahasiswa baru. Pejabat perguruan tinggi harus dapat memfasilitasi mahasiswa yang kurang mampu tapi berprestasi untuk memperoleh susbsidi atau beasiswa yang dapat menunjang studi mahasiswa dari kalangan ekonomi lemah tersebut.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Kedua, kurikulum pendidikan tinggi terlalu padat dengan bobot kredit yang kecil (antara 2 sampai 4 sks permata kuliah). Lagi pula, penelitian yang memakan waktu satu sampai dua semester ironisnya hanya dinilai dengan bobot sks yang sangat kecil (sekitar 4 sampai 6 sks) jika dibandingkan bobot sks penelitian mahasiswa di luar negeri. Di negara maju mahasiswa belajar sedikit mata kuliah tapi mendalam (in-depth).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Ketiga, kebijakan pendidikan tinggi yang kaku yaitu pendidikan tinggi hanya menawarkan program full-time students dengan bobot mata kuliah yang padat SKS. Pendidikan tinggi seperti ini sangat membebani mahasiswa terutama yang sudah bekerja karena mereka terbebani oleh bobot SKS yang padat (overloading) ditambah dengan tugas-tugas pokok mereka di instansi pemerintah atau swasta. Seharusnya ada alternatif untuk menawarkan program part-time students yang dapat meringankan beban mahasiswa yang sudah bekerja walaupun program pendidikannya relatif lebih lama tapi pasti.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Keempat, kebanyakan perguruan tinggi hanya menawarkan on-campus program dan belum menawarkan off-campus progam. Akibatnya, banyak mahasiswa yang kebenaran harus pindah ke kota lain oleh karena tuntutan ekonomi atau tugas kantor terpaksa harus bolos atau berhenti kuliah. Padahal program off-campus (distant learning) mungkin dapat menjadi solusi seperti yang ditawarkan oleh Universitas Terbuka.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Kelima, stratafikasi pendidikan tinggi belum banyak menghargai prestasi akademik yang gemilang, misalnya untuk melanjutkan pendidikan S3 seorang mahasiswa harus menyelesaikan pendidikan S2 dulu walaupun mahasiswa yang bersangkutan mendapat nilai Cum-laude. Dengan kata lain pendidikan tinggi kita belum menawarkan program honours seperti kebanyakan perguruan tinggi di luar negeri, yaitu bagi mahasiswa S1 yang mendapat nilai Cum-laude bisa langsung mengambil program S3 (leading to PhD) tanpa melalui pendidikan Magister (S2).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Keenam, Program akademik di perguruan tinggi tidak fleksibel karena hanya menawarkan program kuliah dan penelitian (combined course work dan research), idealnya perguruan tinggi juga menawarkan beberapa pilihan program pendidikan misalnya, program research student (mahasiswa peneliti melalui bimbingan), Combined course work (seperti di Indonesia) dan pure course work (jalur mata kuliah tanpa penelitian) yang mungkin cocok untuk praktisi atau pekerja profesional. Melalui program seperti ini mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih salah satu jenis jalur pendidikan tinggi yang diinginkan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Program seperti ini sebenarnya sangat fleksibel dan mungkin sangat menguntungkan mahasiswa.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Selanjutnya, untuk program combined course work atau kuliah dan setelah itu diikuti dengan tugas akhir kegiatan penelitian, misalnya seperti versi di Indonesia. Program ini sebaiknya direvisi menjadi program yang lebih fleksibel yaitu mahasiswa ditawarkan salah satu dari beberapa alternative program pendidikan tinggi, pertama " program yang bobot sks mata kuliah lebih banyak misalnya 80 % dan bobot penelitian lebih kecil atau sekitar 20 % atau sebaliknya mata kuliah 20 % dan bobot penelitian 80 % dan atau fifty-fity yaitu 50 % bobot mata kuliah dan 50% penelitian.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Kemudian, untuk evaluasi program pendidikan seharus bersifat fair dan tidak diskriminatif. Selama ini evaluasi dan assessment pendidikan baru diterapkan secara sepihak. Dengan kata lain, setiap semester hanya mahasiswa yang dievaluasi hasil belajarnya misalnya, melalui mid-semester dan final semester. Seharusnya perguruan tinggi juga melakukan evaluasi kinerja staf dosen (academic performance) misalnya melalui penyebaran angket kepada mahasiswa setiap akhir semester. Angket tersebut harus diisi oleh mahasiswa dengn tujuan untuk memberikan umpan balik atau penilaian mengenai kemampuan mengajar dosen yang bersangkutan.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Di samping itu, perguruan tinggi haruslah merancang program orientasi mahasiswa baru yang menekankan pada program orientasi yang bersifat informative dan edukatif karena beberapa waktu yang lalu program orientasi mahasiswa banyak diwarnai oleh kegiatn perpeloncoan yang bersifat kurang mendidik dan mungkin membuka peluang terjadinya tindakan kekerasan dan aksi balas dendam sesama mahasiswa yang berbeda angkatan. Saya kira kini sudah saatnya perguruan tinggi merubah paradigma program orientasi mahasiswa baru, yaitu pertama materi program orientasi mahasiswa baru harus bersifat informatif yakni pemberian informasi yang cukup komprehensif dan lugas mengenai fasilitas pembelajaran yang tersedia dan cara pemamfaatannya serta beberapa informasi penting dan relevan mengenai statuta perguruan tinggi. kedua, program orientasi haruslah bersifat mendidik (edukatif), misalnya memberikan pengenalan materi kepada mahasiswa baru mengenai mekanisme pebelajaran di perguruan tinggi yang jauh beberbeda dengan model pebelajaran di sekolah menengah.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Akhirnya dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan tinggi di Indonesia kemungkinan akan lebih berkualitas dan dapat sejajar dengan kualitas pendidikan tinggi di negeri jiran jika seandainya stake holders pendidikan tinggi termasuk policy makers (pembuat kebijakan) dan decision makers (pengambil keputusan) sebaiknya mereview, mengevaluasi, dan merevisi kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia secara periodic dengan banyak mempertimbangkan feedbacks atau umpan balik dari stakeholders pendidikan.(Penulis adalah Kandidat Doktor (PhD), Flinders University, Australia/Staf Pengajar FKIP Universitas Tadulako). (2 Maret 2004)</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.89583396911621px;"><br /></span></div>
<span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">Sumber :</span></div>
</span><span style="line-height: 18.90625px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18.90625px;">http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=30102</span></div>
</span></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-58804968115138723122013-03-22T22:23:00.001-07:002013-03-22T22:23:17.485-07:00Hari Pendidikan Nasional<br />
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Indonesia adalah negara yang memiliki ragam cara untuk menghargai jasa pahlawannya, khususnya pada hari ini yang tepatnya tanggal 2 Mei 2010 yaitu Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional diperingati pada tanggal 2 Mei karena menurut sejarah bahwa seorang tokoh bernama Ki Hajar Dewantoro lahir pada tanggal dan bulan tersebut. Karena perjuangan beliau pada masa itu yang mengabdikan dirinya untuk kemajuan bangsa Indonesia melalui bidang pendidikan, sehingga perjuangan beliau itulah bangsa indonesia menetapkan pada tanggal dan bulan tersebut sebagai Hari Pendidikan Nasional atau bisa juga disebut Hari Kebangkitan Bangsa.</span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Banyak karya beliau yang saat ini menjadi landasan rakyat Indonesia dalam mengembangkan pendidikan, khususnya kalimat-kalimat filosofis seperti ING NGARSO SUNTOLODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan).</span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Blogger Fakir tidak membahas siapa Ki Hajar Dewantoro, tapi blogger fakir hanya ingin mengulas kembali makna Hari Pendidikan Nasional ini dari sudut pandang seorang blogger fakir. Semua tahu bahwa hari ini adalah hari pendidikan nasional, tapi apakah pendidikan di Indonesia sudah menanamkan jiwa nasionalisme pada anak bangsa? atau mendidik hanya sebatas memenuhi perabot rumah tangga? Sekilas blogger fakir menyinggung hal tersebut karena selama ini pendidijan selalu dikaitkan dengan biaya atau uang, bayar banyak maka pendidikan berkualitas, biaya pendidikan murah kadang dipertanyakan kualitasnya. Walau dalam hal ini jarang orang menanyakan tentang kaitan hari pendidikan nasional dengan kualitas pendidikan di Indonesia, mungkin yang akan dikaji adalah sejarah dan perjuangan Ki Hajar Dewantoro.</span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan merupakan tolak ukur kemampuan seseorang, sehingga lumrah jika ada teori tentang pendidikan adalah proses memanusiakan manusia bahkan ada juga yang mengatakan bahwa pendidikan adalah transformasi ilmu antara pendidik dan peserta didik. Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan kita, sehingga pendidikan menjadi salah satu simbol komunikasi (transformasi) dan Kemanusiaan (memanusiakan manusia). Hari Pendidikan Nasional semestinya diperingati tidak hanya sebagai upaya mengenang seorang Ki Hajar Dewantoro semata, tapi lebih luas lagi kepada seluruh elemen yang mendukung kemajuan suatu bangsa.</span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Jika Hari Pendidikan Nasional memiliki makna pentingnya pendidikan sebagai sarana mengembangkan kualitas SDM negara ini, maka perlu kiranya yang diperhatikan pada dunia pendidikan tidak hanya pendidik saja, tapi yang lainnya juga seperti peserta didik, lembaga pendidikan, sarana prasarana dan kurikulum yang merata serta beberapa pelayanan yang sama. Beberapa bulan yang lalu gaji guru dinaikkan, biaya pendidikan juga ikut naik, kurikulum tiap tempat berbeda walau pada hakikatnya mengacu pada KTSP (tapi kualitas SDM masih beragam), sarana prasarana lembaga pendidikan masih banyak bermasalah (banyak gedung sekolah rusak, padahal sudah ada BOS) dan pelayanan kepada peserta didik pada lembaga pendidikan masih banyak yang diskriminatif.</span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<a href="http://wahyu.com/wp-content/uploads/2009/10/SDC10515.jpg" imageanchor="1" style="color: #b40404; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"></span></a></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrCCQqY7ZjuBsyzQ9QqtnBBwgvoFXGmWMwp1DBv8yIemI_4-GGnFHUEFk3JpIkJex9Bbr9MD3XU5BkMTrbhZ2_oK_2qZQp8ldsXu8O-zW1HwWdS50-Cjp0TzgPTYHXIWYJ6XZuW6JUP39L/s320/Sekolah+Rusak.jpg" imageanchor="1" style="color: #b40404; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrCCQqY7ZjuBsyzQ9QqtnBBwgvoFXGmWMwp1DBv8yIemI_4-GGnFHUEFk3JpIkJex9Bbr9MD3XU5BkMTrbhZ2_oK_2qZQp8ldsXu8O-zW1HwWdS50-Cjp0TzgPTYHXIWYJ6XZuW6JUP39L/s320/Sekolah+Rusak.jpg" style="border: 0px solid rgb(68, 68, 68); padding: 1px;" /></span></a></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br style="clear: both;" /></span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Semoga dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional kita bisa memaknainya sebagai usaha manusia untuk memberikan pendidikan terbaik kepada manusia yang membutuhkan dan menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan sehingga tidak hanya menjadi syarat dalam kehidupan seor</span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: 12px;">ang anak.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-87400533876112401682013-03-22T22:17:00.000-07:002013-03-22T22:17:03.620-07:00Pendidikan Kesehatan<br />
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #222222; line-height: 20px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg9htJmPjkC3sVukJnonzVLndQFy8TnAgo5NCbe-PvQH5tKFnZkpZlAL_S0qGRuNneYGTFBoQeDxX82Uu5ZPOkpD1jh4gndXi09ctiXJP1pErqhYE53bNmenzcrafSBKnzsGPWKLUYKHza/s1600/kesehatan+-+joesafira+blog.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; color: #7da8d5; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg9htJmPjkC3sVukJnonzVLndQFy8TnAgo5NCbe-PvQH5tKFnZkpZlAL_S0qGRuNneYGTFBoQeDxX82Uu5ZPOkpD1jh4gndXi09ctiXJP1pErqhYE53bNmenzcrafSBKnzsGPWKLUYKHza/s200/kesehatan+-+joesafira+blog.jpg" style="background-color: #f7f7f7; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 1px solid rgb(220, 217, 217); margin-top: 5px; max-width: 99%; overflow: hidden; padding: 9px;" width="200" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;">Pengertian pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;">Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang pengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, mayarakat dan bangsa. Kesemuannya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimannya secara suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan memelihara kesehatan.</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;">Menurut Steward dikutip dari Effendi (1997), unsur program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;">Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 20px; text-align: justify;">Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003). </span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-42601988303314784332013-03-22T22:00:00.004-07:002013-03-22T22:00:45.898-07:00Pendidikan Ilmiah<i style="background-color: white; font-family: inherit; font-size: small; font-variant: inherit; line-height: inherit; text-align: justify;"><br /></i>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><i style="background-color: white; font-variant: inherit; line-height: inherit; text-align: justify;">Pengertian Artikel Ilmiah</i><span style="background-color: white; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; text-align: justify;">adalah Sebuah karya tulis yang mana didalam isinya mengungkapkan suatu pembahasan yang lengkap dan secara</span><span style="background-color: white; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; text-align: justify;"> </span><a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-ilmiah-pendidikan.html" style="background-color: white; border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">ilmiah</a><span style="background-color: white; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; text-align: justify;">yang dituliskan oleh seorang penulis. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.</span></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Artikel ilmiah</u> juga biasanya ditulis untuk mencari sebuah jawaban mengenai sesuatu hal yang di teliti dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan tersebut. Biasanya tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis oleh orang lain agar terlihat beda dan terkesan baik.<u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </u></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Istilah karya ilmiah adalah mengacu kepada sebuah karya tulis yang menyusun dan menyajikan berdasarkan pada suatu kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Didalam sebuah penulisan karya ilmiah, baik makalah maupun laporan penelitian biasanya telah didasarkan pada suatu kajian ilmiah dan cara kerja yang ilmiah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-ilmiah-pendidikan.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">KaryaIlmiah</a> biasa juga disebut Karangan Ilmiah. Karangan Ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Jadi <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-ilmiah-pendidikan.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">artikel ilmiah pendidikan</a> dapat kita artikan sebuah karangan ilmiah yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuia dengan sifat keilmuannya dalam hal ini bidang pendidikan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sayarat Karangan Ilmiah</span></b></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">penulisannya berdasarkan hasil penelitian</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta<span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Karangan mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya</span><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu</span><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur dan cermat</span><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-GB" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir</span></span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan Ilmiah</span></b></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan dapat berbentuk lisan dan tulisan</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan Ilmiah merupakan laporan yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan.</span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Jenis karangan/laporan ilmiah :</span></b></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan dapat berbentuk lisan dan tulisan</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan Ilmiah merupakan laporan yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan.</span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penulisan Karya Ilmiah</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penulisan artikel ilmiah mengacu pada:</span></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)</span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tata cara penulisan kata pada artikel ilmiah :</span></b></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serankai.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Partikel per yang berarti “tiap” dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan Terbatas), SD (Sekolah Dasar).</span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penulisan Kata Serapan pada artikel ilmiah :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 golongan :</span></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia</span></span></li>
</ol>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-17060552466005925962013-03-22T21:58:00.001-07:002013-03-22T21:58:43.096-07:00Pendidikan Jasmani<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><i>Pendidikan jasmani</i> pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional-emosional.</span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pendidikan jasmani</u> merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.</span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tujuan Pendidikan Jasmani</span></b></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-jasmani.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pendidikan jasmani</a>, olahraga dan kesehatan </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.</span></span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani</span></b></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung </span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.</span></span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b>Gerak sebagai kebutuhan anak </b> </span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.</span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.<br /> </span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarn<br /> </span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b>Perbedaan Makna Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Olahraga</b> </span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.<br /> </span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-jasmani.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pendidikan olahraga</a>. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-jasmani.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pendidikan jasmani dan kesehatan</a>” (penjaskes) dalam kurikulum1994.<br /> </span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?<br /> </span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.<br /> </span></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-63104676119526344672013-03-22T21:55:00.000-07:002013-03-22T21:55:49.480-07:00pendidikan Agama<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i>Pendidikan Agama</i> sangat penting ditanamkan kepada setiap anak didik kita sejak dini. Apapun agama yang dianut sangat vital dan urgen untuk diajarkan sejak dini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Secara umum pendidikan berarti suatu proses transformasi yang dilakukan seseorang atau masyarakat ke generasi berikutnya, serta dilaksanakan secara sengaja, teratur, terstruktur dan dapat diukur atau diketahui hasilnya. Generasi berikut mendapat pendidikan secara formal dan informal, sehingga mereka bertumbuh secara intelektual, pengalaman keagamaan, serta memiliki sikap hidup yang baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-agama.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Pendidikan</a> merupakan usaha untuk memperlengkapi dan membimbing individu maupun kelompok, agar menjalankan tugas dan panggilan hidupnya secara efektif. Pendidikan bertugas untuk membangun kualitas manusia seutuhnya, serta segi-segi kehidupan fisik, intelek, moral, spiritual, dan sosio-kultural individu dan kelompok. Agaknya pola itu dianut oleh hampir semua bangsa di dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada proses pendidikan -formal maupun informal- tersebut, ada yang bertugas sebagai guru dan berfungsi untuk mengajar. Guru merupakan komponen strategis dalam dunia pendidikan. Tugas dan perannya bukan hanya di sekolah atau kelas tetapi lebih luas serta kompleks, meliputi :<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; list-style: none; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; list-style-type: square; margin: 0px 0px 5px 25px; padding: 0px 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pada bidang profesi, guru bertugas mendidik, mengajar, dan melatih; mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek; melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan siswa<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span> </span></li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; list-style-type: square; margin: 0px 0px 5px 25px; padding: 0px 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dalam bidang kemanusiaan, di sekolah, guru berperan sebagai <i>orang tua kedua, </i>yang memberi dan membangun motivasi murid-muridnya untuk belajar serta menambah wawasan dalam berbagai haldalam bidang kemasyarakatan, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span> </span></li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; list-style-type: square; margin: 0px 0px 5px 25px; padding: 0px 0px 0px 5px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">guru bertugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Karena juga merupakan <i>orang tua kedua</i>, guru harusnya memberlakukan setiap siswa seabagai <i>anaknya sendiri</i>. Karena hubungan sebagai anak-orang tua itu, guru dapat berperan lebih luas, misalnya sebagai seorang pendamping dalam berbagai pergumulan dan permasalahan yang ada pada diri siswa. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pendampingan itu bertujuan agar siswa mampu mengatasi pergumulan dan permasalahannya. Dalam konteks ini, guru telah bertindak sebagai seorang konselor, dan siswanya adalah konseli. Semua paparan di atas inilah yang membangun minat penulis untuk memilih topik <i>Guru PAI (<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-agama.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Pendidikan Agama Islam</a>)Sebagai Konselor.</i><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sebagai konselor, <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-agama.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Guru PAI</a> lebih bersifat pendampingan kepada siswanya. Pada konteks ini, guru dapat menjadi tempat meminta pendapat atau pun sebagai penguatan konsep diri siswanya tentang berbagai hal.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-52362644063218452802013-03-22T21:51:00.000-07:002013-03-22T21:51:36.607-07:00Evaluasi Pembelajaran<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Evaluasi</span></i><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/evaluasi-pembelajaran.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Evaluasipembelajaran</a>merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru.</span></span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span><br /><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i>Evaluasi pembelajaran</i> mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></u></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Evaluasi</span></u><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/evaluasi-pembelajaran.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pembelajaran </a>adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/evaluasi-pembelajaran.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">evaluasi</a> dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.</span></span></span></div>
<div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-74620997793604476222013-03-22T21:34:00.002-07:002013-03-22T21:34:42.028-07:00Pendidikan Pancasila<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><i>Pendidikan Pancasila</i> adalah salah satu materi pelajaran moral yang ada di setiap bangku pendidikan. Mulai tingkat sekolah dasar hingga ke jenjang pendidikan tinggi, materi tersebut selalu diberikan. Tujuannya adalah untuk mengenalkan serta menanamkan <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-pancasila.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">nilai-nilai Pancasila</a> yang dianggap luhur agar bisa diamalkan oleh seluruh peserta didik. Pada masa Orde Baru berkuasa, pendidikan Pancasila bahkan diberikan kepada seluruh masyarakat. Caranya melalui program penataran P4, yang wajib diikuti oleh seluruh siswa sekolah, mahasiswa hingga para calon pegawai negeri dan swasta. Namun, ketika Orde Baru tidak lagi berkuasa, kewajiban untuk mengikuti penataran P4 tersebut tidak lagi diberlakukan. Pendidikan </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-pancasila.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Pancasila</a> akhirnya hanya dijadikan salah satu materi bahasan dalam <u style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan</u> . Hal ini karena pendidikan Pancasila dianggap masih merupakan salah satu cara untuk menciptakan manusia yang memiliki budi pekerti luhur. Salah satunya dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Selain itu, Pancasila merupakan salah satu sumber hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan mengenal Pancasila seutuhnya, maka diharapkan manusia bisa memahami norma hukum dan norma sosial demi terciptanya kehidupan yang aman, damai dan sejahtera bagi semua orang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<b><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Pancasila</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pancasila merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karenanya, setiap orang harus bisa memahami materi yang terdapat dalam setiap <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-pancasila.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pendidikan Pancasila</a> agar bisa menuntun manusia ke arah kehidupan yang lebih baik lagi. Ada beberapa nilai dalam pendidikan Pancasila yang bisa bermanfaat bagi manusia indonesia . Beberapa nilai tersebut di antaranya adalah :</span></span></div>
<ol style="background-color: white; line-height: 20.796875px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px 0px 10px;">
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Adanya nilai ketuhanan dalam Pancasila yang harus menjadi landasan seluruh manusia Indonesia dalam menentukan pola perilaku dan kehidupan mereka sehari-hari.</span><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ajaran untuk mengedepankan toleransi dalam setiap permasalahan dan perbedaan pendapat. Dengan toleransi diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.</span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dalam Pancasila terdapat tuntunan untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cara untuk mufakat, dan bukan dengan cara unjuk kekuatan. Sebab, dengan mengedepankan cara mayoritas hanya akan menyebabkan ketidakpuasan dari sebagian pihak, khususnya kalangan minoritas.</span><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></span></li>
<li style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 27px; padding: 0px 0px 5px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan Pancasila, manusia Indonesia diajarkan untuk bisa berbuat adil bagi seluruh manusia tanpa pandang bulu. Keadilan ini didasarkan pada tatanan hukum yang sudah dijadikan kesepakatan dan pandangan hidup masyarakat.</span></span></li>
</ol>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-50197553723890556282013-03-22T21:32:00.000-07:002013-03-22T21:32:03.888-07:00Penelitian Pendidikan<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Penelitian merupakan upaya manusia untuk menyelesaikan suatu masalah. <i>Penelitian pendidikan</i> berarti manusia berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di bidang pendidikan. Disamping itu <u style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">penelitian pendidikan</u> juga dilakukan bukan karena ada masalah tapi karena timbul rasa ingin tahu terhadap sesuatu baik itu didapat dari pengamatan langsung maupun dari kajian pustaka (buku-buku bacaan).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">P<a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-penelitian-pendidikan.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">enelitian pendidikan</a>sangat perlu dilakukan mengingat masih banyak masalah yang dihadapi dalam perkembangan pendidikan. Salah satu yang sangat banyak dan diharuskan oleh setiap pendidik untuk dilakukan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-penelitian-pendidikan.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Penelitian Tindakan Kelas</a> dimaksudkan untuk memecahkan sebuah masalah yang ditemui dalam proses belajar mengajar dengan maksud memperbaiki mutu pendidikan di kelas tersebut. Jadi PTK hanya fokus dalam ruang lingkup yang relatif, yaitu kelas. Metode pemecahan masalah yang dilakukan dalam kelas tersebut tidak bisa digunakan di tempat lain walaupun dalam ruang lingkup sekolah itu sendiri. Pemecahan masalah hanya bisa dilakukan di kelas tersebut tidak berlaku di kelas lain.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.3pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kua</span><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">litas sumber daya manusia yang dimilikinya. Usaha<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.6pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">peningkatan sumber daya manusia merupakan tanggung</span> jawab pendidikan, baik formal maupun non formal Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mempersiapkan atau membekali sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 20.796875px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: x-small; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tantangan <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-penelitian-pendidikan.html" style="border: 0px; color: #6186a6; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">pembangunan pendidikan</a> di Indonesia sangat kompleks, dari hal-hal yang makro seperti penanggulangan dampak krisis ekonomi yang berkelanjutan, penyelesaian wajib belajar 9 tahun, perluasan<i>broad-based education/life skill</i>, pening<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.5pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">katan pendidikan moral, watak, dan sebagainya sampai</span> hal-hal yang bersifat mikro, seperti ketersediaan kurikulum yang dapat menghasilkan standar nasio-<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.4pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">nal dan/atau global, sarana, prasarana, dan sebagainya</span>. Selain itu, tantangan pemba-ngunan pendidikan yang kompleks, baik yang ber-sifat makro maupun mikro, telah ditanggapi oleh pemerintah melalui suatu reformasi dalam berbagai hal di penghujung abad ke-20. Secara umum istilah reformasi dapat diartikan sebagai usaha perubahan untuk memperbaiki keadaan. Refor-masi bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke-20 telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.4pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">yaitu otonomisasi dan demokratisasi</span>. Tantangan pendidikan abad ke-21 adalah memba<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: -0.4pt; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ngun masyarakat berpengetahuan (<i>knowledge-based</i></span><i> society</i>).</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-50250409627743562862013-03-22T21:10:00.000-07:002013-03-22T21:10:49.436-07:00Pendidikan Lingkungan Hidup<br />
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam kehidupan ini segala sesuatu yang kita lakukan perlu diketahui ilmunya agar semua yang dilakukan tidak sia-sia nantinya.Begitupun terhadap alam jika kita ingin alam mencintai kita,maka kitapun harus mencari tahu bagaimana ilmu untuk mencitai alam.Sebenarnya ilmu semacam ini hendaknya diperkenalkan sejak usia dini agar timbul rasa untuk mencintai alam sedini mungkin.Sejarah pendidikan lingkungan hidup di Indonesia timbul sejak tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dan kependudukan dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH). Depdikbud merasa perlu untuk mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pada jenjang pendidikan dasar dan menegah (menengah umum dan kejuruan), penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam sistem kurikulum tahun 1984 dengan memasukkan masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata pelajaran. Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan. Hingga tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Selain itu, terbit Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei 1996. Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdikbud juga terus mendorong pengembangan dan pemantapan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah antara lain melalui penataran guru, penggalakkan bulan bakti lingkungan, penyiapan Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) untuk Guru SD, SLTP, SMU dan SMK, program sekolah asri, dan lain-lain. Sementara itu, LSM maupun perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup melalui kegiatan seminar, sararasehan, lokakarya, penataran guru, pengembangan sarana pendidikan seperti penyusunan modul-modul integrasi, buku-buku bacaan dan lain-lain.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi dengan mata ajaran yang telah ada.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam pendidikan lingkungan hidup sendiri harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :</span></div>
<ol style="background-color: white;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Membantu peserta didik untuk menemukan (discover), gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.</span></li>
<br />
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white;">
</div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tujuan Pendidikan lingkungan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang sadar akan lingkungan sehingga kerusakan lingkungan bisa di kurangi.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan Lingkungan hidup bisa dimulai dari komunitas yang paling kecil yakni keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam memberikan pendidikan lingkungan kepada anak-anaknya. Bentuk yang paling kongkrit dari pendidikan dalam keluarga adalah mengajarkan anak-anak untuk membuaang sampai pada tempat sampah yang sudah disediakan.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan lingkungan karena keluarga merupakan ujung tombak pendidikan bagi anak-anaknya. Bila sejak dini anak-anak sudah diajarkan dengan pemahaman yang baik akan lingkungan hidup maka pendidikan lingkungan hidup sekolah akan berjalan dengan baik dan mendapat sambutan yang baik dari anak didik dan Pada akhirnya kerusakan dan permasalahan lingkungan yang terjadi akibat aktifitas kehidupan sehari-hari dapat dikurangi atau bahkan dihindarkan. Sehingga sumber daya alam yang ada bisa terus dilestarikan dan akhirnya bisa dinikmati dan diwariskan kepada generasi mendatang.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sumber :</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<a href="http://deateytomawin.wordpress.com/2010/03/20/pembelajaran-pendidikan-lingkungan-hidup-di-sekolah-bukan-mempekerjakan-siswa/"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">http://deateytomawin.wordpress.com/2010/03/20/pembelajaran-pendidikan-lingkungan-hidup-di-sekolah-bukan-mempekerjakan-siswa/</span></a></div>
<div style="background-color: white; text-align: justify;">
<a href="http://hermanussugianto.wordpress.com/tag/tujuan-pendidikan-lingkungan/"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">http://hermanussugianto.wordpress.com/tag/tujuan-pendidikan-lingkungan/</span></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-17784467641614083622013-03-22T20:58:00.001-07:002013-03-22T20:58:25.945-07:00Artikel Pendidikan : Karakter Manusia Spiritualistik<br />
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">PENDIDIKAN karakter sejatinya peduli pada dimensi-dimensi spiritualistik. Itu karena, pemaknaan terhadap keagungan karakter manusia mustahil dilepaskan dari dimensi-dimensi spiritualistik. Pembangunan karakter bermula dan bersumber dari kebangkitan spiritualistik dalam diri manusia. Pendidikan karakter pun niscaya membentuk kesadaran, bahwa manusia adalah mahluk spiritualistik. Dalam bahasa Jalaluddin Rumi, manusia bukan mahluk bumi dengan pengalaman langit, tapi mahluk langit dengan pengalaman bumi.</span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Manusia spiritualistik yang dimaksudkan dalam tulisan pendek ini adalah manusia yang independen dari keterbelahan personalitas. Mengacu pada perspektif agama-agama, manusia eksis dalam dua kategori kehidupan, yaitu kehidupan dalam realitas dunia dan kehidupan dalam realitas akhirat. Dua kategori kehidupan itu tersambungkan satu sama lain, tak ada keterpisahan di antara keduanya. Keagungan karakter manusia sepenuhnya berkelindan dengan rentang hubungan dunia-akhirat.Itulah mengapa, proses pendidikan karakter tertantang mengadopsi secara elegan prinsip-prinsip kebajikan hidup umat manusia dalam perspektif akhirat, persis sebagaimana dinubuahkan oleh agama-agama.</span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Telah menjadi aksioma umum, bahwa karakter menentukan perbuatan dan karya seorang manusia, yang dirasakan langsung maupun secara tidak langsung oleh realitas hidup dunia. Baik dan buruknya perbuatan maupun karya manusia di dunia ditentukan oleh karakter yang bersemayam dalam diri sang manusia. Bukan hal aneh jika kemudian muncul perbedaan watak, antara "karakter buruk" di satu sisi, dan "karakter baik" pada lain sisi. Tugas pokok pendidikan adalah purifikasi jiwa manusia, yaitu meminimalisir karakter buruk dan memaksimalisasi karakter baik. Pada titik ini, pendidikan diniscayakan mampu meniadakan sikap-sikap rakus di kalangan peserta didik, berdasarkan argumen sebagai berikut.</span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pertama, rakus atau kerakusan merupakan perwujudan paling gamblang karakter buruk manusia. Bukan saja ajaran semua agama mengecam rakus dan kerukusan sebagai sifat hidup yang bertentangan dengan prinsip hidup akhirat. Lebih dari itu, rakus dan kerakusan merupakan sumber timbulnya malapetaka kehidupan umat manusia di dunia. Merujuk ucapan humanis India Mahatma Ghandi, Planet Bumi sesungguhnya menyediakan ketercukupan bagi umat manusia untuk hidup normal dan terhormat. Tapi, rakus dan kerakusan mencetuskan kemiskinan dan ketidakadilan, serta pertumpahan darah dalam kecamuk perang.</span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kedua, rakus dan kerakusan merupakan karakter buruk yang melumpuhkan kemampuan manusia mengembangkan imajinasi. Sementara imajinasi itu sendiri merupakan sumber mata air kecemerlangan yang merangsang manusia untuk saksama mengembangkan kreativitas dan inovasi. Tatkala rakus dan kerakusan benar-benar mendikte hayat seorang manusia, maka serta-merta terhapus gambaran tentang kemuliaan hidup di akhirat. Padahal, kemuliaan hidup di akhirat merupakan puncak dari segala imajinasi yang bersemayam dalam diri manusia.</span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan karakter untuk terbentuknya manusia spiritualistik lalu memiliki kejelasan posisi, yaitu mencerabut hingga ke akar-akarnya sifat-sifat rakus dalam jiwa manusia. Pendidikan karakter tidak memberi ruang sedikit pun terhadap kemungkinan tumbuh berkembangnya sifat-sifat rakus dalam jiwa manusia. Melalui pendidikan karakter, rakus dan kerakusan dihalau menjauh agar tidak mendeterminasi perkembangan kebudayaan dan tidak mendistorsi dinamika peradaban. Proses edukasi ke arah tercerabutnya rakus dan kerakusan sepenuhnya dimaksudkan menyemai kehidupan di Planet Bumi dengan karakter manusia spiritualistik.</span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4a4a4a; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sebagai konsekuensinya, pendidikan karakter membentuk pemahaman: kerakusan orang-orang beriman bisa lebih parah ketimbang kerakusan orang-orang musyrik yang hidup tanpa iman. Pendidikan karakter merupakan upaya monomental mewujudkan keimanan tanpa kerakusan.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-17105444633039474202013-03-22T20:46:00.000-07:002013-03-22T20:46:33.088-07:00Pendidikan Multikultural<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama, dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme, akhir-akhir ini semakin marak di tanah air. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa, dengan transparan mudah kita baca. Konflik di Ambon, Papua, maupun Poso, seperti api dalam sekam, sewaktu-waktu bisa meledak, walaupun berkali-kali bisa diredam. Peristiwa tersebut, bukan saja telah banyak merenggut korban jiwa, tetapi juga telah menghancurkan ratusan tempat ibadah (baik masjid maupun gereja).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi ummat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh ummat di bumi ini. Namun, realitanya agama justru menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasanan dan kehancuran ummat manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya preventif agar masalah pertentangan agama tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Misalnya, dengan mengintensifkan forum-forum dialog antar ummat beragama dan aliran kepercayaan (dialog antar iman), membangun pemahaman keagamaan yang lebih pluralis dan inklusif, dan memberikan pendidikan tentang pluralisme dan toleransi beragama melalui sekolah (lembaga pendidikan).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pada sisi yang lain, pendidikan agama yang diberikan di sekolah-sekolah pada umumnya juga tidak menghidupkan pendidikan multikultural yang baik, bahkan cenderung berlawanan. Akibatnya konflik sosial sering kali diperkeras oleh adanya legitimasi keagamaan yang diajarkan dalam pendidikan agama di sekolah-sekolah daerah yang rawan konflik. Hal ini membuat konflik mempunyai akar dalam keyakinan keagamaan yang fundamental sehingga konflik sosial kekerasan semakin sulit diatasi, karena dipahami sebagai bagian dari panggilan agamanya. </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Realita tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama baik di sekolah umum maupun sekolah agama lebih bercorak eksklusive, yaitu agama diajarkan dengan cara menafikan hak hidup agama lain, seakan-akan hanya agamanya sendiri yang benar dan mempunyai hak hidup, sementara agama yang lain salah, tersesat dan terancam hak hidupnya, baik di kalangan mayoritas maupun minoritas. Seharusnya pendidikan agama dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengembangkan moralitas universal yang ada dalam agama-agama sekaligus mengembangkan teologi inklusif dan pluralis. Berkaitan dengan hal ini, maka penting bagi institusi pendidikan dalam masyarakat yang multikultur untuk mengajarkan perdamaian dan resolusi konflik seperti yang ada dalam pendidikan multikultural.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">MEMAHAMI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL</span></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Akar pendidikan multikultural, berasal dari perhatian seorang pakar pendidikan Amerika Serikat Prudence Crandall (18-3-1890) yang secara intensif menyebarkan pandangan tentang arti penting latar belakang peserta didik, baik ditinjau dari aspek budaya, etnis, dan agamanya. Pendidikan yang memperhatikan secara sungguh-sungguh latar belakang peserta didik merupakan cikal bakal bagi munculnya pendidikan multikultural. </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Secara etimologi istilah pendidikan multikultural terdiri dari dua term, yaitu pendidikan dan multikultural. Pendidikan berarti proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan melalui pengajaran, pelatihan, proses dan cara mendidik. Dan multikultural diartikan sebagai keragaman kebudayaan, aneka kesopanan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sedangkan secara terminologi, pendidikan multikultural berarti proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekwensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama). Pengertian seperti ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam pendidikan, karena pendidikan dipahami sebagai proses tanpa akhir atau proses sepanjang hayat. Dengan demikian, pendidikan multikultural menghendaki penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap harkat dan martabat manusia. </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Konsep pendidikan multikultural dalam perjalanannya menyebar luas ke kawasan di luar AS khususnya di negara-negara yang memiliki keragaman etnis, rasionalisme, agama dan budaya seperti di Indonesia. Sedangkan wacana tentang pendidikan multikultural, secara sederhana dapat didefenisikan sebagai "pendidikan untuk/tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan". </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Hal ini sejalan dengan pendapat Paulo Freire, pendidikan bukan merupakan "menara gading" yang berusaha menjauhi realitas sosial dan budaya. Pendidikan menurutnya, harus mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagai akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya. Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dan secara luas pendidikan multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnik, ras, budaya, strata sosial dan agama.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Selanjutnya James Bank, -salah seorang pioner dari pendidikan multikultural dan telah membumikan konsep pendidikan multikultural menjadi ide persamaan pendidikan- mengatakan bahwa substansi pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk kebebasan (as education for freedom) sekaligus sebagai penyebarluasan gerakan inklusif dalam rangka mempererat hubungan antar sesama (as inclusive and cementing movement).</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mengenai fokus pendidikan multikultural, Tilaar mengungkapkan bahwa dalam program pendidikan multikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada kelompok rasial, agama dan kultural domain atau mainstream. Fokus seperti ini pernah menjadi tekanan pada pendidikan interkultural yang menekankan peningkatan pemahaman dan toleransi individu-individu yang berasal dari kelompok minoritas terhadap budaya mainstream yang dominan, yang pada akhirnya menyebabkan orang-orang dari kelompok minoritas terintegrasi ke dalam masyarakat mainstream. Pendidikan multikultural sebenarnya merupakan sikap "peduli" dan mau mengerti (difference), atau "politics of recognition" politik pengakuan terhadap orang-orang dari kelompok minoritas.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Melihat dan memperhatikan pengertian pendidikan multikultural di atas, dapat diambil beberapa pemahaman, antara lain; <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pertama,</em> pendidikan multikultural merupakan sebuah proses pengembangan yang berusaha meningkatkan sesuatu yang sejak awal atau sebelumnya sudah ada. Karena itu, pendidikan multikultural tidak mengenal batasan atau sekat-sekat sempit yang sering menjadi tembok tebal bagi interaksi sesama manusia;</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kedua</em>, pendidikan multikultural mengembangkan seluruh potensi manusia, meliputi, potensi intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi, potensi kesopanan dan budaya. Sebagai langkah awalnya adalah ketaatan terhadap nilai-nilai luhur kemanusiaan, penghormatan terhadap harkat dan martabat seseorang, penghargaan terhadap orang-orang yang berbeda dalam hal tingkatan ekonomi, aspirasi politik, agama, atau tradisi budaya.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ketiga,</em> pendidikan yang menghargai pluralitas dan heterogenitas. Pluralitas dan heterogenitas adalah sebuah keniscayaan ketika berada pada masyarakat sekarang ini. Dalam hal ini, pluralitas bukan hanya dipahami keragaman etnis dan suku, akan tetapi juga dipahami sebagai keragaman pemikiran, keragaman paradigma, keragaman paham, keragaman ekonomi, politik dan sebagainya. Sehingga tidak memberi kesempatan bagi masing-masing kelompok untuk mengklaim bahwa kelompoknya menjadi panutan bagi pihak lain. Dengan demikian, upaya pemaksaan tersebut tidak sejalan dengan nafas dan nilai pendidikan multikultural.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Keempat,</em> pendidikan yang menghargai dan menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama. Penghormatan dan penghargaan seperti ini merupakan sikap yang sangat urgen untuk disosialisasikan. Sebab dengan kemajuan teknologi telekomunikasi, informasi dan transportasi telah melampaui batas-batas negara, sehingga tidak mungkin sebuah negara terisolasi dari pergaulan dunia. Dengan demikian, privilage dan privasi yang hanya memperhatikan kelompok tertentu menjadi tidak relevan. Bahkan bisa dikatakan “pembusukan manusia” oleh sebuah kelompok. </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam konteks itu, pendidikan multikultural melihat masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap "indiference" dan "Non-recognition" tidak hanya berakar dari ketimpangan struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan multikultural mencakup subyek-subyek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Paradigma seperti ini akan mendorong tumbuhnya kajian-kajian tentang 'ethnic studies" untuk kemudian menemukan tempatnya dalam kurikulum pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Tujuan inti dari pembahasan tentang subyek ini adalah untuk mencapai pemberdayaan (empowerment) bagi kelompok-kelompok minoritas dan disadventaged.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Secara garis besar, paradigma pendidikan multikultural diharapkan dapat menghapus streotipe, sikap dan pandangan egoistik, individualistik dan eksklusif di kalangan anak didik. Sebaliknya, dia senantiasa dikondisikan ke arah tumbuhnya pandangan komprehensif terhadap sesama, yaitu sebuah pandangan yang mengakui bahwa keberadaan dirinya tidak bisa dipisahkan atau terintegrasi dengan lingkungan sekeliling yang realitasnya terdiri atas pluralitas etnis, rasionalisme, agama, budaya, dan kebutuhan. Oleh karena itu, cukup proporsional jika proses pendidikan multikultural diharapkan membantu para siswa dalam mengembangkan proses identifikasi (pengenalan) anak didik terhadap budaya, suku bangsa, dan masyarakat global. Pengenalan kebudayaan maksudnya anak dikenalkan dengan berbagai jenis tempat ibadah, lembaga kemasyarakatan dan sekolah. pengenalan suku bangsa artinya anak dilatih untuk bisa hidup sesuai dengan kemampuannya dan berperan positif sebagai salah seorang warga dari masyarakatnya. Sementara lewat pengenalan secara global diharapkan siswa memiliki sebuah pemahaman tentang bagaimana mereka bisa mengambil peran dalam percaturan kehidupan global yang dia hadapi.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA</span></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sebagaimana diketahui bahwa model pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan agama dan pendidikan nasional. Pendidikan yang ada sekarang ini cenderung menggunakan metode kajian yang bersifat dikotomis. Maksudnya, pendidikan agama berbeda dengan pendidikan nasional. Pendidikan agama lebih menekankan pada disiplin ilmu yang bersifat normatif, establish, dan jauh dari realitas kehidupan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sedangkan pendidikan nasional lebih cenderung pada akal atau inteligensi. Oleh karena itu, sangat sulit menemukan sebuah konsep pendidikan yang benar-benar komprehensif dan integral.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Salah satu faktor munculnya permasalahan itu adalah adanya pandangan yang berbeda tentang hakikat manusia. Kuatnya perbedaan pandangan terhadap manusia menyebabkan timbulnya perbedaan yang makin tajam dalam dataran teoritis, dan lebih tajam lagi pada taraf operasional. Fenomena tersebut, menjadi semakin nyata ketika para pengelola lembaga pendidikan memiliki sikap fanatisme yang sangat kuat, dan mereka beranggapan bahwa paradigmanya yang paling benar dan pihak yang lain salah, sehingga harus diluruskan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia sepanjang hidupnya melaksanakan pendidikan. Bila pendidikan bertujuan membina manusia yang utuh dalam semua segi kemanusiaannya, maka semua segi kehidupan manusia harus bersinggungan dengan dimensi spiritual (teologis), moralitas, sosialitas, emosionalitas, rasionalitas (intelektualitas), estetis dan fisik. Namun realitanya, proses pendidikan kita masih banyak menekannkan pada segi kognitf saja, apalagi hanya nilai-nilai ujian yang menjadi standar kelulusan, sehingga peserta didik tidak berkembang menjadi manusia yang utuh. Akibat selanjutnya akan terjadi beragam tindakan yang tidak baik seperti yang akhir-akhir ini terjadi: tawuran, perang, penghilangan etnis, ketidakadilan, kesenjangan ekonomi, korupsi, ketidakjujuran, dan sebagainya.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Berdasarkan kenyataan tersebut, maka keberadaan pendidikan multikultural sebagai strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran, dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada siswa sangat diperlukan, dengan pertimbangan sebagai berikut:</span></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; list-style-image: initial; list-style-position: inside; margin: 0.7em 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan multikultural secara inheren sudah ada sejak bangsa Indonesia ada. Falsafah bangsa Indonesia adalah suka gotong royong, membantu, menghargai antara suku dan lainnya.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan multikultural memberikan secercah harapan dalam mengatasi berbagai gejolak masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini. Keberhasilan pendidikan dengan mengabaikan ideologi, nilai-nilai, budaya, kepercayaan dan agama yang dianut masing-masing suku dan etnis harus dibayar mahal dengan terjadinya berbagai gejolak dan pertentangan antar etnik dan suku. Salah satu penyebab munculnya gejolak seperti ini, adalah model pendidikan yang dikembangkan selama ini lebih mengarah pada pendidikan kognitif intelektual dan keahlian psikomotorik yang bersifat teknis semata. Padahal kedua ranah pendidikan ini lebih mengarah kepada keahlian yang lepas dari ideologi dan nilai-nilai yang ada dalam tradisi masyarakat, sehingga terkesan monolitik berupa nilai-nilai ilmiah akademis dan teknis empiris. Sementara menurut pendidikan multikultural, adalah pendidikan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keyakinan, heterogenitas, pluralitas agama apapun aspeknya dalam masyarakat.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan multikultural menentang pendidikan yang berorientasi bisnis. Pendidikan yang diharapkan oleh bangsa Indonesia sebenarnya bukanlah pendidikan ketrampilan semata, melainkan pendidikan yang harus mengakomodir semua jenis kecerdasan, yang sering disebut kecerdasan ganda (multiple intelligence). Menurut Howard Gardner, kecerdasan ganda yang perlu dikembangkan secara seimbang adalah kecerdasan verbal linguistic, kecerdasan logika matematika, kecerdasan yang terkait dengan spasialRuang, kecerdasan fisik kinestetik, kecerdasan dalam bidang musik, kecerdasan yang terkait dengan lingkungan alam, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Jadi, jika ketrampilan saja yang dikembangkan maka pendidikan itu jelas berorientasi bisnis.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan multikultural sebagai resistensi fanatisme yang mengarah pada jenis kekerasan. Kekerasan muncul ketika saluran perdamaian sudah tidak ada lagi.</span></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan demikian, pendidikan multikultural sekaligus untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis, dan pluralis di lingkungan mereka.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">BAGAIMANA MEMBANGUN KEBERAGAMAAN INKLUSIF DI SEKOLAH?</span></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di era multikulturalisme dan pluralisme, pendidikan agama sedang mendapat tantangan karena ketidakmampuannya dalam membebaskan peserta didik keluar dari eksklusifitas beragama. Wacana kafir-iman, muslim non-muslim, surga-neraka seringkali menjadi bahan pelajaran di kelas selalu diindoktrinasi.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pelajaran teologi diajarkan sekedar untuk memperkuat keimanan dan pencapaiannya menuju surga tanpa dibarengi dengan kesadaran berdialog dengan agama-agama lain. Kondisi inilah yang menjadikan pendidikan agama sangat eksklusif dan tidak toleran. Padahal di era pluralisme dewasa ini, pendidikan agama mesti melakukan reorientasi filosofis paradigmatik tentang bagaimana membangun pemahaman keberagamaan peserta didik yang lebih inklusif-pluralis, multikultural, humanis, dialogis-persuasif, kontestual, substantif dan aktif sosial.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Paradigma keberagamaan yang inklusif-pluralis berarti menerima pandapat dan pemahaman lain yang memiliki basis ketuhanan dan kemanusiaan. Pemahaman keberagamaan yang multikultural berarti menerima adanya keragaman ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan keindahan. Pemahaman yang humanis adalah mengakui pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam beragama, artinya seorang yang beragama harus dapat mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan; menghormati hak asasi orang lain, peduli terhadap orang lain dan berusaha membangun perdamaian bagi seluruih umat manusia.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pradigma dialogis-persuasif lebih mengedepankan dialog dan cara-cara damai dalam melihat perselisihan dan perbedaan pemahaman keagmaan dari pada melakukan tindakan-tondakan fisik seperti teror, perang, dan bentuk kekerasan lainnya. Paradigma kontekstual berarti menerapkan cara berfikir kritis dalam memahami teks-teks keagamaan. Paradigma keagamaan yang substantif berarti lebih mementingkan dan menerapkan nilai-nialai agama dari pada hanya melihat dan mengagungkan simbol-simbol keagamaan. Sedangkan peradigma pemahaman keagmaan aktif sosial berati agama tidak hanya menjadi alat pemenuhan kebutuhan rohani secara pribadi saja. Akan tetapi yang terpenting adalah membangun kebersamaan dan solidaritas bagi seluruh manusia melalui aksi-aksi sosial yang nyata yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan membangun paradigma pemahaman keberagmaan yang lebih humanis, pluralis, dan kontekstual diharapkan nilai-niali universal yang ada dalam agama sepeti kebenaran, keadilan, kemanusiaaan, perdamaian dan kesejahteraan umat manusia dapat ditegakkan. Lebih khusus lagi, agar kerukunan dan kedamaian antar umat bergama dapat terbangun.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Contoh kasus yang berakaitan dengan problematika keberagamaan di sekolah dan bagaimana peran guru/dosen dalam membangun pemahaman keberagamaan yang inklusisf pada siswa:</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beberapa bulan setelah kasus pemboman dua buah kafe di kota A, seorang guru, setelah membaca berita di media massa, bercerita tentang kasus tersebut di depan murid-muridnya. Dia bercerita bahwa apa yang telah dilakukan oleh B dan kawan-kawan adalah bagian dari jihad. Dia menambahkan bahwa apa yang dilakukan B cs, menurut agama, tidak berdosa telah melakukan tindakan tersebut karena para korban adalah orang kafir yang beragama C yang sedang senang-senang di sebuah kafe.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penjelasan guru atau dosen seperti ini, tentunya sangat menyesatkan bagi peserta didiknya. Guru dalam kisah tersebut, telah menumbuhkan sikap permusuhan terhadap pemeluk agama C, dan telah melegalkan tindakan kekerasan terhadap oarang lain (umat beragama lain). Dalam hal ini, seharusnya guru menjelaskan bahwa tindakan B dan kawan-kawan tidak bisa dibenarkan baik secara hukum maupun menurut agama. Dia juga harus menjelaskan bahwa semua agama atau kepercayaan yang ada di bumi ini, tidak pernah memerintahkan kepada pemeluknya untuk melakukan kekerasan terhdap siapa saja, termasuk pada pemeluk agama lain.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mencermati gambaran peristiwa tersebut di atas, guru dan sekolah memegang peranan penting dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebergamaan yang inkluisf di sekolah. apabila guru mempunyai paradigma pemahaman keberagamaan yang inkluisf, maka dia juga akan mampu mengajarkan dan mengimplementasikan niali-nilai keberagamaan tersebut pada siswa di sekolah.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Peran Guru dan Sekolah dalam Membangun Keberagamaan Inklusif di Sekolah</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Peran guru dalam hal ini meliputi; pertama, seorang guru/dosen harus mampu bersikap demokratis, baik dalam sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif. Kedua, guru/dosen seharusnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kejadian-kejadian tertentu yang ada hubungannya dengan agama. Misalnya, ketika terjadi bom Bali (2003), maka seorang guru yang berwawasan multikultural harus mampu menjelaskan keprihatinannya terhadap peristiwa tersebut. Ketiga, guru/dosen seharusnya menjelaskan bahwa inti dari ajaran agama adalah menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh ummat manusia, maka pemboman, invasi militer, dan segala bentuk kekerasan adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Keempat, guru/dosen mampu memberikan pemahaman tentang pentingnya dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan keragaman budaya, etnis, dan agama (aliran), misalnya, kasus penyerbuan dan pengusiran Jamaah Ahmadiyah di NTB tidak perlu terjadi, jika wacana inklusivisme beragama ditanamkan pada semua elemen masyarakat termasuk peserta didik.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Selain guru, sekolah juga memegang peranan penting dalam membangun lingkungan pendidikan yang pluralis dan toleran. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain; pertama, untuk membangun rasa saling pengertian sejak didi antara siswa-siswa yang mempunyai keyakinan berbeda maka sekolah harus berperan aktif menggalakkan dialog antariman dengan bimbingan guru-guru dalam sekolah tersebut. Dialog antariman semacam ini merupakan salah satu upaya yang efektif agar siswa terbiasa melakukan dialog dengan penganut agama yang berbeda; kedua, hal yang paling penting dalam penerapan pendidikan multikultural yaitu kurikulum dan buku-buku pelajaran yang dipakai, dan diterapkan di sekolah.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam rangka membangun keberagamaan inklusif di sekolah ada beberapa materi pendidikan agama Islam yang bisa dikembangkan dengan nuansa multikultural, antara lain:<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></em></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pertama</em>, materi al-Qur’an, dalam menentukan ayat-ayat pilihan, selain ayat-ayat tentang keimanan juga perlu ditambah dengan ayat-ayat yang dapat memberikan pemahaman dan penanaman sikap ketika berinteraksi dengan orang yang berlainan agama, sehingga sedini mungkin sudah tertanam sikap toleran, inklusif pada peserta didik, yaitu a) materi yang berhubungan dengan pengakuan al-Qur’an akan adanya pluralitas dan berlomba dalam kebaikan (Al-Baqarah/2: 148); b) Materi yang berhubungan dengan pengakuan koeksistensi damai dalam hubungan antar umat beragama (al-Mumtahanah/60: 8-9); c) materi yang berhubungan dengan keadilan dan persamaan (an-Nisa’/4: 135)</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kedua,</em> materi fiqih, bisa diperluas dengan kajian fikih siyasah (pemerintahan). Dari fikih siyasah inilah terkandung konsep-konsep kebangsaan yang telah dicontohkan pada zaman, Nabi, Sahabat ataupun khalifah-khalifah sesudahnya. Pada zaman Nabi misalnya, bagaimana Nabi Muhammad mengelola dan memimpin masyarakat Madinah yang multi-etnis, multi-kultur, dan multi-agama. Keadaan masyarakat Madinah pada masa itu tidak jauh beda dengan masyarakat Indonesia, yang juga multi-etnis, multi-kultur, dan multi-agama.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ketiga,</em> materi akhlak yang menfokuskan kajiannya pada perilaku baik-buruk terhadap Allah, Rasul, sesama manusia, diri sendiri, serta lingkungan, penting artinya bagi peletakan dasar-dasar kebangsaan. Sebab, kelanggengan suatu bangsa tergantung pada Akhlak, bila suatu bangsa meremehkan akhlak, punahlah bangsa itu. Dalam Al-Qur’an telah diceritakan tentang kehancuran kaum Luth, disebabkan runtuhnya sendi-sendi moral. Agar Pendidikan Agama bernuansa multikultural ini bisa efektif, peran guru agama Islam memang sangat menentukan. Selain selalu mengembangkan metode mengajar yang variatif, tidak monoton. Dan yang lebih penting, guru agama Islam juga perlu memberi keteladanan.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Keempat,</em> materi SKI, materi yang bersumber pada fakta dan realitas historis dapat dicontohkan praktik-praktik interaksi sosial yang diterapkan Nabi Muhammad ketika membangun masyarakat Madinah. Dari sisi historis proses pembangunan Madinah yang dilakukan Nabi Muhammad ditemukan fakta tentang pengakuan dan penghargaan atas nilai pluralisme dan toleranasi.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Agar pemahaman pluralisme dan toleransi dapat tertanam dengan baik pada peserta didik, maka perlu ditambahkan uraian tentang proses pembangunan masyarakat Madinah dalam materi “Keadaan Masyarakat Madinah Sesudah Hijrah”, dalam hal ini dapat ditelusuri dari Piagam Madinah. Sebagai salah satu produk sejarah umat Islam, piagam Madinah merupakan bukti bahwa Nabi Muhammad berhasil memberlakukan nilai-nilai keadilan, prinsip kesetaraan, penegakan hukum, jaminan kesejahteraan bagi semua warga serta perlindungan terhadap kelompok minoritas. Beberapa ahli tentang sejarah Islam menyebut Piagam Madinah sebagai loncatan sejarah yang luar biasa.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Bila kita cermati, bunyi naskah konstitusi itu sangat menarik. Ia memuat pokok-pokok pikiran yang dari sudut tinjauan modern pun mengagumkan. Dalam konstitusi itulah pertama kalinya dirumuskan ide-ide yang kini menjadi pandangan hidup modern di dunia, seperti kebebasan beragama, hak setiap kelompok untuk mengatur hidup sesuai dengan keyakinannya, kemerdekaan hubungan ekonomi antar golongan dan lain-lain.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menurut Nurcholish Madjid, toleransi merupakan persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang “enak” antara berbagai kelompok yang berbeda-beda, maka hasil itu harus dipahami sebagai “hikmah” atau “manfaat” dari pelaksanaan suatu ajaran yang benar. Hikmah atau manfaat itu adalah sekunder nilainya, sedangkan yang primer adalah ajaran yang benar itu sendiri. Sebagai sesuatu yang primer, toleransi harus dilaksanakan dan diwujudkan dalam masyarakat, sekalipun untuk kelompok tertentu –untuk diri sendiri- pelaksanaan toleransi secara konsekwen itu mungkin tidak menghasilkan sesuatu yang “enak”.<br />Materi-materi yang bersumber pada pesan agama dan fakta yang terjadi di lingkungan sebagai diuraikan di atas merupakan kisi-kisi minimal dalam rangka memberikan pemahaman terhadap keragaman umat manusia dan untuk memunculkan sikap positif dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok yang berbeda. Dalam proses pendidikan, materi itu disesuaikan dengan tingkatan dan jenjang pendidikan. Maksudnya, sumber bacaan dan bahasa yang digunakan disesuaikan dengan tingkat intelektual peserta didik di masing-masning tingkat pendidikan. Untuk tingkat pendidikan lanjutan, materi dipilih dengan menyajikan fakta-fakta historis dan pesan-pesan al-Qur’an yang lebih konkrit serta memberikan perbandingan dan perenungan atas realitas yang sedang terjadi di masyarakat saat ini.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Daftar Pustaka</span></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Abd. Rahman, Assegaf, Politik Pendidikan Nasional Pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari Praproklamasi ke Reformasi, Yogyakarta: Kurnia Kalam, 2005.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Achmad, Nur (ed.), Pluralitas Agama Kerukunan Dalam Keragaman, Jakarta: PT. Gramedia, 2001.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ainul Yaqin, M. Pendidikan Multikultural Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan, Yogyakarta: Pilar Media, 2005.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Asy’arie, Musa, “Pendidikan Multikultural dan Konflik Bangsa”, Kompas, 3 September 2004, 4-5. Ma’arif, Syamsul, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dawam, Ainurrofiq “Emoh” Sekolah Menolak “Komersialisasi Pendidikan” dan “Kanibalisme Intelektual”, Menuju Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: INSPEAL Press, 2003.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Freire, Paulo, Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan, terj. Alois A. Nugroho, Jakarta: Gramedia, 1984.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Gorski, Paul, Multicultural Philosophy Series, Part 1: A Brief History of Multicultural Education, The McGraw-Hill Companies, 2003.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">H.A.R, Tilaar, Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik Transformatif untuk Indonesia Jakarta: Grasindo, 2002.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Machalli dan Musthofa, Imam, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2004.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Madjid, Nurcholish, “Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi: Tantangan dan Kemungkinan”, Republika, 10 Agustus 1999, 4-5.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Muhaemin Al-Ma’hady, “ Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural” dalam <a href="http://artikel.us/muhaemin" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #7fb301; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">http://artikel.us/muhaemin</a> 6-04.html, 27 Mei 2004.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; line-height: 16px; margin-bottom: 0.7em; margin-top: 0.7em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sadir, Darwis, “Piagam Madinah”, Al-Qanun Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam, Vo. 5, No. 1, Juni 2003, 250-257.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<em style="background-color: white; border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></em>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7378759126871485760.post-48854666207818510312013-03-22T04:58:00.003-07:002013-03-22T04:58:56.463-07:00Pendidikan yang Berkualitas<br />
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Salah satu Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidkan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, penggandaan buku dan alat pelajaran, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan manajemen sekolah. Dengan demikian, berbagai indicator kualitas pendidikan belum menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan yang cukup menggembirakan. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Setiap saat pendidikan selalu menjadi focus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidak puasan karena pendidikan menyangkut kepentingan setiap orang.</span></div>
<span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;">
Sekolah sebagai Institusi (lembaga) pendidikan yang merupakan wadah tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistim yang komplek dan dinamis. Dalam kegiatan sekolah bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi sekolah berada dalam satu tatanan sistim yang rumit dan saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Kegiatan ini sekolah adalah mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan bekualitas tinggi dengan tuntutan kebutuhan masayakarat. Sehingga lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan bangsa. Maka sekolah sebagai institusi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat sosial masyarakat bangsa perlu dikelola, diatur, diatat, dan diberdayakan agar dapat menghasilkan produk atau hasil secara optimal.</div>
<span id="more-793" style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></span><br />
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan kata lain, sekolah sebagai lembaga tempat penyelenggara pendidikan merupakan sistim yang memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan dan memerlukan pemberdayaan. Secara internal, sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara vertical maupun horizontal. Didalam konteks pendidikan sekolah memiliki stakeholder (pihak yang berkepntingan), antara lain murid, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha. Oleh karena itulah sekolah memerlukan pengelolaan (manajemen) yang akurat dan SDM yang berkualitas, agar dapat memberikan hasil yang optimal, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan, untuk menjadikan siswa-siswinya yang berkualitas dan bisa melanjutkan sekolah kenjenjang yang lebih tinggi dan mendapat predikat baik.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kesadaran tentang pentingnya pendidikan Agama Islam yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak dan langkah, dalam perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah prilaku dan meningkatkan kualitas hidup. Seperti dijelaskan dalam al-quran surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: <em style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Niscaya Allah akan meninggikan orang-oran yang beriman diantara kamu, dan beberapa orang, yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”<a href="http://ridwan202.wordpress.com/2012/03/09/pendidikan-berkualitas/#_ftn1" style="border: 0px; cursor: pointer; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title=""><strong style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[1]</strong></a>(QS. Al-Mujadalah:11)</em></span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Berdasarkan penelitian pendahuluan masih banyak dijumpai ada beberapa siswa/i masih ada yang keluar masuk kesana kemari, masih juga dijumpai banyak yang izin karena sakit, dan masih banyak dijumpai ada beberapa anak yang tidak masuk kelas dikarenakan capek karena kurang bisanya mengatur aktifitas yang ada di Pondok Pesantren. Dan masih banyak dijumpai ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya masih rendah disebabkan :</span></span></div>
<ol start="1" style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perbedaan IQ/Kemampuan siswa menerima pelajaran di kelas tersebut.</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kurangnya memperhatikan pelajaran yang sedang diajarkan dalam waktu kegiatan belajar mengajar.</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Karena kurang bisanya membagi waktu kegiatan terhadap kegiatan yang ada di dalam pondok pesantren yang menimbulkan anak malas untuk belajar.</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kurangnya Motivasi dari pembimbing dan lingkungan sekitar dalam hal pendidikan dan pelajaran, yang menyebabkan anak tidak semangat dalam belajar.</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kriteria pendidikan yang unggul/berkualitas sebenarnya bersifat kompleks sebab menyangkut banyak variable yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kriteria pendidikan yang berkualitas tidak bisa lepas dari pengaruh faktor-faktor atau komponen-komponen antara lain adalah siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan dana supervise dan monitoring, serta hubungan sekolah dan masyarakat.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Secara lebih rinci faktor-faktor itu dijelaskan oleh Djauzak Ahmad sebagai berikut :</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">1) Siswa meliputi :</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kemampuan</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kemampuan disini artinya secara jasmani dan rohani mampu untuk mengikuti sistem pembelajaran. Siswa yang jasmaninya kurang sehat atau bahkan tidak normal maka hal itu akan menghambat jalannya proses pembelajaran kecuali jika dimasukkan ke sekolah-sekolah tertentu yang memang sesuai dengan keadaannya.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Lingkungan</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Baik dan tidaknya lingkungan siswa sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan sosial ekonomi dna budaya seperti keluarga dan lebih luas lagi masyarakat, termasuk juga lingkungan alam atau keadaan geografis dimana dia tinggal.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">2) Guru meliputi :</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kemampuan</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Seperti halnya siswa, maka guru pun sama, ia harus memiliki kemampuan baik secara jasmani maupun rohani agar pengajaran dapat dilaksanakan dengan lancer, dan memiliki implikasi yang positif terhadap hasil pembelajaran.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Latar belakang pendidikan</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Setiap jenjang pendidikan yang dilalui oleh seorang adalah sebuah pembekalan baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diimplementasikan kedalam sebuah pekerjaan. Demikian pula ketika seseorang akan menjadi seorang guru, selayaknya ia memang berkompeten dibidangnya dan telah mendapatkan semua Ijazah yang baik dan sesuai dengan bidangnya.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengalaman kerja</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menurut Ngalim Purwanto, “Pada umumnya setiap guru baru, apalagi yang baru menyelesaikan pendidikan di sekolah guru dan langsung bekerja, akan merasa banyak kekurangan, terutama dalam pengalaman, dibandingkan dengan guru-guru senior yang lebih banyak pengalaman. Akan tetapi, kita tidak boleh beranggapan bahwa setiap guru yang sudah lama mengajar, mungkin juga sebaliknya, guru baru itu memiliki pengetahuan yang lebih luas dan up to date dan sangat berguna bagi perkembangan dan kemajuan di sekolah”.<a href="http://ridwan202.wordpress.com/2012/03/09/pendidikan-berkualitas/#_ftn2" style="border: 0px; cursor: pointer; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="">[2]</a></span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beban belajar</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Beban belajar disini maksudnya adalah bahwa setiap orang yang mengajar bukan berarti ia berhenti belajar tetapi justru ia harus belajar dan lebih banyak lagi mencari informasi pendidikan demi kemajuan dirinya dan yang dididiknya.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kondisi sosial ekonomi</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kondisi sosial ekonoi seorang guru idealnya memang harus baik karena hal itu akan lebih meningkatkan konsentrasinya dalam mengajar, jika tidak maka akan berimplikasi negatif terhadap siswa. Walaupun ada saja guru yang tidak mementingkan ekonomi, tetapi itu hanya sebagian kecil.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Motivasi kerja</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menurut Muhaimin; “Seorang guru agama itu perlu memiliki semangat jihad dalam menjalankan profesinya sebagai guru agama, dan memiliki kepribadian yang matang dan berkembang <em style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Profesionalim is predominantly an attitude, not a set of competencies,</em> yakni seperangkat kompetensi professional yang dimiliki oleh guru agama adalah penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah sikap atau etos profesionalisme dari guru agama itu sendiri.”<a href="http://ridwan202.wordpress.com/2012/03/09/pendidikan-berkualitas/#_ftn3" style="border: 0px; cursor: pointer; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="">[3]</a></span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Komitmen</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sikap malas, lemahnya kesadaran terhadap waktu dan kebiasaan atau jiwa hidup santai pada hidup seseorang akan berimplikasi pada sikap sembrono (acuh tak acuh) dalam bekerja, kurang peduli terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu, suka memandang enteng bentuk-bentuk kerja yang dilaksanakannya, kurang sungguh-sungguh dan teliti, tidak efisien dan efektif, kurang memiliki dinamika dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan. Jika sikap semacam itu sudah melekat pada diri seorang guru, maka pendidikan akan semakin kurang memberikan makna bagi pembangunan wawasan, sikap dan mental yang religius bagi para siswa.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Disiplin dan kreatifitas</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Seorang guru yang disiplin maka ia komitmen dengan tugasnya, sehingga ia selalu siap mengembangkan profesi yang berkesinambungan, agar ilmu dan keahliannya tidak cepat tua. Seorang guru yang kreatif maka ia cenderung memiliki nilai nilai sendiri dalam hati setiap siswa.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">3) Kurikulum</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendidikan agama Islam menurut muhamimin menghadapi trend yang menyangkut beberapa kekuatan global yang hendak membentuk dunia masa depan, yaitu :</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kemajuan IPTEK dalam bidang informasi serta inovasi-inovasi didalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Masyarakat yang serba kompetitif; dan</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Meningkatkan kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia dalam kehidupan bersama, dan semakin meningkatkannya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.Atas dasar itu, maka wajar bilamana kurikulum Pendidikan Agama Islam pada semua jenjang pendidikan perlu ditinjau kembali dan ditelaah ulang guna mengantisipasi berbagai trend dan tantangan tersebut.<a href="http://ridwan202.wordpress.com/2012/03/09/pendidikan-berkualitas/#_ftn4" style="border: 0px; cursor: pointer; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="">[4]</a></span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">4) Sarana dan Prasarana</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk mendapatkan kelancaran dalam proses belajar mengajar yang telah direncanakan, maka sarana dan prasarana harus lengkap. Sarana dan prasarana tersebut meliputi :</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Alat Peraga</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dengan adanya alat peraga maka setiap pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa karena materi dilengkapi dengan alat peraga yang ditampilkan secara visual.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">2. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Alat Praktek</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Di dalam pembelajaran dikenal istilah pendekatan proses, ini artinya siswa akan lebih mengerti, jika sebuah teori tidak hanya dijelaskan secara lisan saja, tetapi dibarengi dengan praktek. Dengan demikian maka tersedianya alat praktek adalah suatu kelaziman.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">3. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Laboratorium</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mata pelajaran seperti fisika, dan kimia, akan lebih mudah diserap jika langsung dipraktekkan disebuah laboratorium</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">4/ </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Perpustakaan</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perpustakaan di samping sebagai pusat sumber informasi pendidikan, juga berfungsi sebagai alat motivator bagi minat dan semangat membaca siswa.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">5. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Ruang ketrampilan</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam menggali kreatifitas siswa alangkah baiknya jika tersedia ruang khusus untuk praktek ketrampilan siswa sebagai sarana penunjang keberhasilan siswa.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">6. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Ruang UKS</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ruang ini menjadi sarana penunjang bagi kelancaran pengelolaan kesehatan dalam lembaga pendidikan.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">7. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Ruang Kantor</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ruang kantor ini menjadi sarana penunjang bagi kelancaran segala administrasi mulai dari administrasi guru sampai pada administrasi kepegawaian Ruang itu terdiri dari : kantor kepala sekolah, kantor dewan guru, kantor OSIS, kantor pramuka, dan kantor BP.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">8. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Gedung dan perabot</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sebaiknya gedung tempat dimana terselenggaranya sebuah pendidikan walaupun tidak terlalu mewah, tetapi mampu menampung seluruh siswa sesuai dengan kapasitas dan kelayakannya sehingga sebuah pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">5) Pengelolaan sekolah</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengelolaan kelas</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Situasi dan kondisi kelas juga ikut menentukan keberhasilan sebuah proses pengajaran, oleh karena itu kelas haruslah kondusif dan nyaman, maka diperlukan pengelolaan yang baik. Kelas yang tidak teratur dan tidak terurus membuat penghuninya tidak akan betah dan kurang nyaman dalam belajar.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">2. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Pengelolaan guru</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengelolaan guru sangat penting sekali karena hal ini berkaitan dengan pengaturan jadual pengajaran secara tepat dalam setiap periode. Sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">3. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Pengelolaan siswa</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengelolaan siswa tidak dapat dianggap mudah, terutama bagi lembaga pendidikan yang memiliki siswa cukup banyak.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">4. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Pengelolaan sarana dan prasarana</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengelolaan sarana dan prasarana bertujuan agar segala sarana dan prasarana yang sudah ada tetap terawatt dengan baik kondisinya, juga untuk meningkatkan sarana yang menjadi lebih baik lebih lengkap lagi.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">5. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Peningkatan tata tertib</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam sebuah lembaga pendidikan sebaiknya memiliki tata terti yang telah disepakati oleh semua pihak sebagai satu acuan kedisiplinan dalam belajar, bekerja, sehingga dapat berimplikasi baik terhadap peningkatan kualitas pendidikan.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">6) Proses belajar mengajar meliputi :</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penguasaan materi</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Akan sangat baik sekali jika seorang guru sebelum ia melaksanakan sebuah proses belajar mengajar ia sudah menguasai terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas, dan juga menguasai kurikulum secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa harus melihat buku terus-menerus.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Menggunakan metode pengajaran</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ketetapan dalam menggunakan setiap metode pengajaran sangatlah penting sekali karena berkaitan dengan pencapaian tujuan pada akhir proses pembelajaran</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penampilan guru</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dalam proses belajar mengajar guru menjadi pusat perhatian siswa, maka sebaiknya guru berpenampilan baik tetapi juga sederhana atau tidak berlebihan, karena jika berlebihan justru akan membuat konsentrasi siwa menjadi terbagi, atau justru kehilangan konsentrasi</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pendayagunaan alat/fasilitas</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Setiap alat atau fasilitas yang tersedia sebaiknya dapat dimanfaatkan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan.Agar tidak enjadi kemubadziran yang berdampak negative dan menghambat kelancaran proses pembelajaran.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penyelenggaraan proses belajar mengajar</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kurikululer, harus direncanakan dengan matang dalam persiapan harian (PH) harus direncanakan dengan Rencana Pengajaran/satuan pengajaran, sehignga dapat menggunakan waktu seefektif mungkin.</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ekstra kurikuler, yang diselenggarakan sebagai penunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar dan pelaksanaannya dibimbing oleh guru supaya teratur dan terarah.</span></span></li>
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Evaluasi, sebagai alat untuk mengukur sampai dimana kemampuan siswa dalam memahami seluruh materi yang telah disampaikan.</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">7) Pengelolaan dana</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Perencanaan anggaran</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tidak dapat dipungkiri, bahwa dana merupakan bagian yang menentukan maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan, pengelola sekolah harus mampu mengelola dana dengan baik, diantaranya dalam merencanakan anggaran mulai dari anggaran pemasukan sampai pada pengeluaran.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Penggunaan dana</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sebaiknya dana yang telah dianggarkan untuk setiap periode, digunakan secara professional dan pada tempatnya. Disamping itu harus ada transfrasi dana</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Laporan</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Agar ada transfarasi keuangan maka setiap pemasukan dan pengeluaran harus dilaporkan dan diinformasikan dalam laporan pertanggungjawaban</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pengawasan</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Agar proses pengaturan atau manajemen tetap berjalan dengan baik maka harus diadakan pengawasan dalam pelaksanaannya.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">8) Supervisi dan Monitoring</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kepala Sekolah sebagai supervisor</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Kepala sekolah, di samping sebagai administrator yang pandai mengatur dan bertanggung jawab tentang kelancaran jalannya sekolah sehari-hari, juga adalah seorang supervisor. Kepala sekolah bukanlah kepala kantor yang selalu duduk dibelakang meja memandangi surat-surat dan mengurus soal-soal administrasi belaka. Jika kepa seklah dapat melaksanakan tugasnya sebagai supervisor agaknya setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang.</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pembina lainnya</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Maju mundurnya sebuah lembaga adalah juga ditentukan semua pihak yang terlibat dalam sebuah lembaga pendidikan. Kekompakan setiap individu akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidik.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">9) Hubungan sekolah dengan masyarakat</span></span></div>
<ol style="border: 0px; line-height: 18px; list-style: none; margin: 0px 0px 22px 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; list-style: decimal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Hubungan sekolah dengan orang tua</span></span></li>
</ol>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Antara sekolah dengan Orang tua perlu terjalin sebuah kerja sama agar proses pendidikan anak tidak berjalan di sekolah saja, atau sebaliknya. Kerja sama ini bisa berupa kerja sama dalam pengembangan dan pembinaan kurikulum, kerja sama dalam pembiayaan pendidikan seperti penyediaan tenaga kependidikan, maupun sarana dan prasarana</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">2 . </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Hubungan sekolah dengan Instansi Pemerintah</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Hubungan sekolah dengan Instansi pemerintah sangat penting untuk dijalin, seperti kerja sama educatif. Hal tersebut menjadi penunjang keberhasilan siswa dalam belajar.</span></span></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 20px;">3. </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">Hubungan sekolah dengan dunia usaha</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Salah satu tujuan dari sebuah pendidikan adalah memenuhi tuntunan dunia usaha. Untuk mengetahui perkembangan maka harus ada kerja sama antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha.</span></span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 18px;">4. Hubungan sekolah dengan pendidikan lainnya</span></div>
<div style="border: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Salah satu tujuan menjalin hubungan dengan lembaga pendidikan lain adalah sebagai bahan perbandingan dalam mengevaluasi kualitas pendidikan, dengan demikian kita bisa mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan proses pendidikan di lembaga kita.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09505319946090215998noreply@blogger.com0